Pria kelahiran Sulawesi Selatan ini juga berjasa dalam penanganan konflik berdarah di Poso dan Ambon. Beliau, dengan senyum khas dan gaya bicara yang jauh dari gaya protokoler, berhasil menumbuhkan mutual trust di antara warga Poso dan Ambon untuk kembali hidup dalam lingkup toleransi berazas Bhinneka Tunggal Ika.
Menganggap Jusuf Kalla sebagai seorang juru damai tidaklah berlebihan, selain menjadi pejabat pemerintahan, beliau juga memimpin Palang Merah Indonesia (PMI) dan juga ketua bagi Dewan Mesjid Indonesia (DMI). Dalam karier politiknya, JK pernah menjadi Menteri bagi Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Soekarno Putri, artinya beliau bisa bersama dengan pihak manapun meskipun berbeda secara ideologi.Â
Beliau memang sosok yang damai, bahkan bisa membaur dengan siapapun di bidang apapun. Ia dihormati di kalangan pejabat, guru bagi kalangan pengusaha dan seorang pengayom di kalangan agamawan. Di akhir masa jabatannya, JK juga mampu meredakan ketegangan yang terjadi antara dua pihak yang berseteru selama pemilu.
Terima Kasih, Pak JK!
20 Oktober 2019, JK purna tugas. Tugasnya sudah digantikan, kini ia akan menikmati masa tua bersama keluarga dan kegiatan sosial. Namun apa yang beliau torehkan sejatinya adalah sebuah prestasi panjang yang akan sulit ditiru oleh siapapun. Apa yang beliau kerjakan adalah mahakarya yang semestinya menjadi inspirasi bagi Indonesia, terutama para pejabat berikut pemimpin Indonesia di masa depan.
Dari Pak JK kita belajar bagaimana caranya untuk dihormati oleh kawan dan lawan, dari beliau kita juga belajar tentang bagaimana seorang pemimpin harus mampu berdiri di tengah-tengah pihak yang bertikai.Â
JK juga adalah representasi dari simbol keikhlasan dalam mengemban amanah, contohnya JK tak segan menjadi pemimpin bagi organisasi yang secara materi dan politik tidak menguntungkan. Barangkali, Jusuf Kalla juga layak diperjuangkan untuk dicatat sejarah sebagai salah satu penerima Nobel Perdamaian Dunia.
Sekali lagi, terima kasih Pak JK!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H