Danau biru menjadikan latar swafoto yang berkesan dan khas. Wisatawan seolah berada ditempat asing, keindahan danau membuat wisatawan betah untuk berlama-lama. Namun, untuk para wisatawan tetap harus selalu waspada, karena tanah di pinggiran danau tak semuanya bisa untuk dipijak. Sebagian tanahnya labil, apalagi pada saat musim penghujan.
 Jangan khawatir, pagar pembatas telah disediakan agar wisatawan tak mendekati area rawan. Danau Kaolin juga dimanfaatkan oleh pasangan sebagaai spot foto prewedding yang mengaggumkan.
 Meski telah ditinggalkan, alam merubahnya menjadi fenomena yang mengaggumkan. Dimana lubang terbengkalai terisi air hujan. Kemudian air hujan bercampur dengan kandungan kaolin. Dan terjadi reaksi kimia, hingga warna air genangan membiru jernih mengisi lubang tambang.
 Tak hanya biru, warna air di Danau Kaolin beragam. Warna biru muda menandakan kolong berumur muda atau 10 tahun. Sedangkan danau yang berwarna hijau gelap dan cokelat ialah danau tua atau kolong tua.
 Namun, warga setempat juga mengatakan airnya dapat berubah seiring cuaca. Jika cuaca sedang cerah, maka air akan berwarna biru muda. Namun jika sebaliknya cuaca sedang mendung, warna air akan berubah hijau.
 Lubang bekas galian memiliki kedalaman yang beragam. Pada saat mengunjungi Danau Kaolin, gunakan baju yang menutupi tubuh dari terik matahari. Pada saat kemarau danau kaolin begitu panas. Carilah lokasi untuk berteduh dengan memanfaatkan pohon atau warung disekitar danau. Pasalnya, sejauh ,mata memandang hanya akan terlihat gundukan tanah berwarna putih.
 Kala sektor tambang makin meredup dengan menyisakan lahan yang menganga sia-sia, kreativitas dan usaha keras diperlukan untuk membalikkan situasi. Mengelola bebas tambang menjadi seperti Danau Kaolin tidak hanya berguna bagi warga, tetapi juga diharapkan turut menjamin kelestarian lingkungan setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H