Mohon tunggu...
Sonia Mahfira
Sonia Mahfira Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswa FKM UINSU

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyakit Jantung Koroner Pembunuh Nomor 1 di Indonesia

28 Agustus 2020   12:13 Diperbarui: 30 Agustus 2020   21:52 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    

Gambar 1. Jantung

Penyakit jantung koroner atau PJK adalah penyakit jantung akibat penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner. Penyakit Jantung Koroner (PJK) juga merupakan salah satu bentuk penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. PJK adalah suatu penyakit degeneratif yang berkaitan dengan gaya hidup, dan sosial ekonomi masyarakat.

Penyakit ini merupakan problem kesehatan utama di negara maju. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 7 juta orang meninggal akibat PJK diseluruh dunia pada tahun 2002. Angka ini diperkirakan meningkat hingga 11 juta orang pada tahun 2020.

Penyempitan arteri koroner ini biasa disebut arteriosclerosis, dan salah satu bentuk arteriosclerosis adalah penyempitan karena lemak jenuh, yang disebut atherosclerosis. Dalam proses ini, lemak-lemak terkumpul di dinding arteri dan penebalan ini menghasilkan permukaan yang kasar pada dinding arteri dan juga penyempitan arteri koroner.

imdages-jpeg-1-5f4bbdd9097f366784670172.jpg
imdages-jpeg-1-5f4bbdd9097f366784670172.jpg
Gambar 2. Arteri Koroner

Faktor risiko PJK dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu faktor risiko yang dapat dikurangi, diperbaiki atau dimodifikasi, dan faktor risiko yang bersifat alami atau tidak dapat dicegah. Faktor risiko yang tak dapat diubah adalah usia (lebih dari 40 tahun), jenis kelamin (pria lebih berisiko) serta riwayat keluarga. Faktor risiko yang bisa dimodifikasi, antara lain dislipidemia, diabetes melitus, stres, infeksi, kebiasaan merokok, pola makan yang tidak baik, kurang gerak, Obesitas, serta gangguan pada darah (fibrinogen, faktor trombosis, dan sebagainya).

Gejala yang paling umum adalah nyeri dada atau ketidaknyamanan yang terjadi secara teratur dengan aktivitas, setelah makan, atau pada waktu lain yang dapat diprediksi. Fenomena ini disebut angina stabil dan berhubungan dengan penyempitan arteri jantung. Angina juga termasuk dada sesak, berat, tertekan, mati rasa, penuh, atau tertekan. Angina yang berubah intensitas, karakter atau frekuensinya disebut tidak stabil. Angina tidak stabil bisa mendahului infark miokard. Pada orang dewasa yang pergi ke unit gawat darurat dengan penyebab nyeri yang tidak jelas, sekitar 30% mengalami nyeri akibat penyakit arteri koroner. Angina, sesak napas, berkeringat, mual atau muntah, dan pusing adalah tanda serangan jantung, atau infeksi miokard, dan layanan medis darurat segera sangat penting.

Penulis : Sonia Mahfira (0801173407)

Kelompok PBL 23 FKM UINSU

DPL : Susilawati SKM, M.Kes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun