Mohon tunggu...
Sonia Harliani
Sonia Harliani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenaikan Premi BPJS, Warga Bogor Keberatan Mendukung

30 Maret 2016   09:54 Diperbarui: 30 Maret 2016   11:15 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="kepadatan di kantor BPJS Kota Bogor"][/caption][/caption]Tanggal 1 April 2016 ditetapkan kenaikan premi BPJS sekitar 20-35 persen. Kenaikan premi yang bertujuan mencegah potensi defisit di tahun depan tersebut menuai banyak protes dari berbagai kalangan.

Bogor-30 Maret 2016. Terkait dengan kenaikan premi BPJS pada tanggal 1 April 2016 tersebut, banyak warga Bogor yang keberatan dengan kenaikan premi BPJS sekitar 20-35 persen tersebut.

Salah satunya adalah seorang guru honorer yang mempersiapkan BPJS untuk kelahiran anaknya, Resti. Ia sudah mengurus persyaratan pembuatan BPJS di Kantor BPJS Kesehatan Kota Bogor sejak Januari, namun  karena dari pihak BPJS menyatakan bahwa nomor kartu keluarganyanya tidak ditemukan, Resti harus sering bolak-balik Kantor BPJS Kota Bogor untuk mengurusnya. Untuk mendapat antrian hari ini pun ia sudah berada di Kantor BPJS sejak pukul 05.15 WIB. Memang hampir disetiap hari kerja, terutama dipagi hari, terjadi penumpukan pengunjung di depan gerbang Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kota Bogor. Setiap harinya, Kantor BPJS Kota Bogor hanya menyediakan 75 antrian. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah peserta BPJS yang datang disetiap harinya dan pelayanannya yang belum maksimal.

Menurut Resti, sosialisasi dari pihak kantor BPJS mengenai persyaratan mengajukan dan mengurus BPJS, belum maksimal. Belum lagi dengan pelayanan dari Kantor BPJS yang belum maksimal, semakin membuat Resti sebagai konsumen merasa keberatan dengan kenaikan premi BPJS pada tanggal 1 April nanti.

“Kan program pemerintah ini untuk masyarakat, jadi masyarakat itu harus dilayani dulu dengan baik, lagipula juga bpjs kan tidak gratis, ada iurannya setiap bulan, tolonglah dimaksimalkan, supaya kita mendapatkan pelayanannya juga enak, tidak banyak ngeluh, kan kita udah mahal-mahal bayar, mending kalo kita sering sakit sering terpakai, nah kalo kita sehat itu gimana uangnya, nah itu kan yang kita belum tau solusinya. Ya memang sih subsidi silang, tapi kan kadang ada aja orang yang mikir kaya gitu.” ujar Resti.

Sejalan dengan salah satu pengunjung BPJS yang lain, Raka, Raka pun merasa keberatan dengan kenaikan premi BPJS. Beliau merasa kenaikan premi belum sebanding dengan pelayanannya yang belum maksimal.

Baik Raka maupun Resti, setuju bahwa harus diadakan pengajian ulang mengenai kenaikan premi BPJS. Jika program BPJS itu untuk masyarakat, sudah seharusnya pelayanan dari Kantor BPJS harus maksimal. Kenaikan sekitar 20-35 persen premi di setiap kelasnya bukan jumlah yang kecil untuk masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun