Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Ekonomi Indonesia
Setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang Ukraina ternyata tidak hanya berdampak pada ekonomi negara tersebut, melainkan juga sampai ke Indonesia, Selain dari segi minyak dan gas (migas), pasar modal hingga pasar uang pun terkena dampak perang tersebut.
- Yang pertama ada kenaikan harga Minyak dan BBM, harga minyak dunia meroket setelah Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina. Harga tersebut menembus level tertingginya sejak 2014 silam, kenaikan harga internasional tersebut bakal berdampak pada harga BBM di dalam negeri atau pun subsidi dari pemerintah. Sebab, mayoritas pasokan minyak RI berasal dari impor.
- Yang kedua yaitu kenaikan nilai Tukar Rupiah, seperti berbagai nilai tukar mata uang lain di dunia, rupiah pun tak kebal melawan fluktuasi nilai akibat dampak invasi perang dari Rusia ke Ukraina. Diketahui  rupiah melemah 0,37 persen menjadi Rp14.391 per dolar AS. Namun, pada perdagangan pagi ini rupiah menguat tipis 8 poin ke Rp14.383 akibat spekulasi perang besar tak akan terjadi karena AS dan Uni Eropa memilih menghukum Rusia secara ekonomi.
- Yang ketiga terkait ekspor dan Impor barang, ketegangan kedua negara dapat mengganggu arus perdagangan Indonesia dengan kedua negara tersebut. Hubungan yang memanas dapat menghambat ekspor Indonesia ke Rusia dan Ukraina. Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan RI dengan Rusia cukup besar, nilai ekspor Indonesia ke Rusia mencapai US$176,5 juta atau setara Rp2,52 triliun per Januari 2022. Angka itu tumbuh hingga 58,69 persen dibandingkan nilai ekspor per Desember 2021 yang hanya US$111,2 juta. Nilai ekspor Indonesia ke Rusia periode Januari 2022 juga jauh lebih tinggi dibandingkan Januari 2021 yang naik 60,29 persen, di sisi lain, ekspor Indonesia ke Ukraina pada Januari 2022 justru turun signifikan hingga 83,78 persen dibandingkan Desember 2021. Tercatat, ekspor Indonesia ke Ukraina mencapai US$33,1 juta pada Desember 2021. Namun, nilai ekspor pada Januari 2022 hanya US$5,4 juta.
Kesimpulan: Perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia tentu berdampak terhadap stabilitas keamanan, politik dan ekonomi di kawasan, secara khusus yakni di eropa. Persoalan pasokan energy dari Rusia ke eropa tentu banyak dan akan terganggu oleh perang tersebut. Namun perang tersebut tidak melibatkan Ukraina dan Rusia, tetapi juga melibatkan beberapa Negara besar semisal Amerika Serikat, Eropa bahkan Cina sebagai sekutu Rusia. Perang tersebut menjadi kompleks adanya.Â
Hal ini bisa dilihat dari banyak korban dan waktu yang dibutuhkan oleh Rusia yang sampai hari belum bisa menguasai Kiev. Perang tersebut harus segera dihentikan dengan berbagai win win solutions yang kemudian bisa ditrima oleh banyak pihak khususnya Ukraina dan Rusia.Â
Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) harus memainkan peran yang nyata dalam peristiwa perang tersebut. Hanya saja PBB seolah tidak berdaya dengan kondisi tersebut. Secara sederhana juga seperti ada kepentingan dari Amerika Serikat atas terjadinya perang tersebut. Sebagai Negara berdaulat Indonesia harus mampu menyikapi peristiwa perang tersebut secara strategis dan politis.Â
Maksudnya bahwa walaupun Rusia hari ini sedang perang dengan ukrainan, maka Indonesia bisa saja kemudian melakukan komunikasi tingkat tinggi dengan rusia untuk membahas hal tersebut. Memang secara langsung Indonesia tidak terdampak atas perang yang terjadi. Namun disisi lain sebagai Negara besar dan cinta damai, Indonesia harus mempu memainkan peran secara nyata.Â
Indonesia punya hubungan yang baik terhadap kedua Negara tersebut (Ukraina dan Rusia). Kondisi yang semacam ini tentu dimiliki oleh banyak Negara di dunia saat ini. Maka dalam analisis sederhana penulis Indonesia mampu memainkan peran secara epic dan strategis dan melakukan pendekatan win win solutions atas perang Ukraina dan Rusia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H