Mohon tunggu...
Sukiman kastowo
Sukiman kastowo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudah Suratan Nasib

16 Desember 2016   10:35 Diperbarui: 16 Desember 2016   11:37 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

logika jungkir bali8k yang tak direlai , beabad abad tetapi toh dipakai bangsa ini .nungkin bagi sementara faham  orang semua  orang faham telah dibodohi  suatu rekayasa besar yang dia tak sadari telah mendistorsi sendi- sendi kehidupan bermasyarakat .yang terjadi du dunia ini serba kebetulan tak ada sebab maupun akibatnya , padahal semua yang menjadikan sebab bisa menjadikan  akibat  atau causa prima , disini penulis mengajukan pernyataan bahwa semua ada yang mengatur tetapi juga tinggal bagaimana mengaturnnya , ada orang berkata ada orang yang meninggal karena kebanyakan minum keras , hal yang memabukkan kalau kebanyakan bisa mematikan tinggal bagaiman cara mati , sebab sebab mati sebab kuasa prima atau kuasanya sendiri , semua tergantung bagaimana kita menguasainya , seorang laki laki jalanan berjaket merah sobek sobek mengatakan istrinya dibawa kabur oknum polisi , dan seorang oknum polisi membawa lkabur istrinya ; pasti ada sebab sebab kenapa sampai kabur , harus di tunjau sebab akibatnya , tidak serta  ich lieben sic tanpa testamen tan testimoni lalu disimpulkan  , yang kehilangan yang bersalah karena , anunya kurang besar , betapa banyaknya falsifikasi , yang dilakukan seperti bajingan. 

Sosok bajoingan adalah menang menanganb karena  sudah menguasai cvikarnya , sam halnya logoka tawon dan madunya , lodika telur dan ayam duluan mana , semua tebak tepat itu berangkat dari logika dan pemahaman seseorang terhadap logoka tradisional ; jangan terkooptasi dengan faham faham yang orang tak faham, belum belum sudah menyimpulkan karena takdir atau nasib , berfikir dan berusaha saja belum , dianalisa saja belum , dikoreksi aja belum , direvisi aja belum , dirembug aja belum , dimediasi aja belum di bicarakan aja belum , tahu tahu mak bedunduk semua sudah selesai sim salabim , ada calonya ada makelarnya  lalu jatuhlah keputusan MERAH ? giman toh ini = tak perlu penulis terlalu mengarahkan secara spesifik  sebab bisa dianggap melanggar UU IT lagi. 

Negara -penguasa ini makin mengerikan , melebihi kolonial , emelebihi masa kerajaan , melebihi orde baru kalau gaya kepemimpinan para penguasa masih begini kok lalu mengalihkan pasangtarukhan dengan fuck anima peryataan petuinggi mantan njulu , yang diajak bicara baik baik tentang penegakan hukum, lalu mengalihkan pembicaraan dengan fuck anima , sastaghfirullaah , rusah semua penanaman logoka orang indonesia ini nggak ada yang njalur  semua mengandung unsur politik dan MODUS, v  kita yang katanya  terpelajar saja  tak mampu menganalisanya  dan  mengaku moderat ini kalau nggak hati hati menyaring informasi publkik   dimedia sosial saja bisa bisa terjebak sendiri pola-pola berpikir nativis -agnostis ini , kita dipermainkan anak anak SD yang seharusnya bekljar jadi pencuci piring pelkayan kita yang tua tua. 

Faktanya terbalik orang orang  ciptaan teknologi baru ini ternyata menjajah kita  menjerumuskan kita dan tak tersentuh hukum ;bahkan kit5a sama sekali tak mampu menguasai anak cucu kita dan warisan dari oprang tua kita , anak-anak kita manjakangagert , kita menggantung diri di pertanian dan pohon karen , nyata .bisa bisa terkecoh  revolusi informasi dengan resonanjsi logika Tungkak dan dengkul dimana otak yang harusnya dipakai berfikir sudah turun tungkan dan dengkul ? otak anak anak kita tak lagi kreatif di bebani PR PR yang ngak ada sangkut pautnya  dengan skil mereka ke depan , sekolah hanya menjadi mercusuar dan tembok pembatas dengan keluarga ,  anak anak jadi apatis dan menjajah orangtuanya , mejadi pembunuh pembunuh sadis setelah melihat filem filem holiwood yang menampilkan adegan  kanibal ,  anak anak jawa sudah  tak tahu lagi seni tayub , tarian dan wayang kita , mereka lebih dimanjakan tablet , keypad dengan game game dan info yang menyesatkan pemahaman mereka . 

Informasi bebas  tanpa batas di internet termasuk pornografi ? siapa yang mau membendung? konten ? menteri komunikasi ? penyelenggara pro atau kontra hal biasa provider ? ahh nggak mungkinj, tetep saja bobol  wong ada  bendungnya saja jebol apalagi nggak ada saringan maupun bendungannya  ya makin runyam , kenbtiiir lah generasi kita ; harusnya  tahun 200 menurut nasidaria menjadi tahun harapan , tahun kemenangan , tapi kenyataannya  abak anak kita jadi memedi bagi orang tuanypa sendiri , nggak punya sopan sanytun tata kramna, tanggung jawab , kedisiplianan dan budaya kerja ., dimana  masih banyak sissa sisa kolonial yang dikit dikit gertak dan hant5am , tak mau menghargai logika akademis yang diajarkan di sekolah , padahal mantajn petinggi  kok logi9ikanya fuck anima  fuck you maan , ich lieben such orang njuluu i8ni memprihatinkan , lho kok bis  dulu dipilih jadi petinggi  begitu koki ra bento kabeh warganya , memilih pemimpin bhento ya rakyatnya bento semua dan sia sia semua logika tradisional yang di terapkan para empu empu pendahulua kita. 

Betapa penjilat penjilat dan oportunis ini menggunakan logika politik penyesatan dan falsifikasi yang tidak seimbang , dimana masyarakat dibodohkan , dininsbobokkan , diuracuni telenovela telenovela dan lomba lomba Ndangdut dan minuman kerar  teknologi gaget dan informasi yang di selewengkan di salah arahkan seenaknya sendiri untuk merusak dan menghancurkan generasi muda kita , bagaiman 10 -2 tahun mendatang kalau  anak anak dijejali dengan informasi sesat dan kronis , dimana kuliah dan kurikulum sekolah yang diajarkan bertahun tahun  dianggap faham yang salah dan sama sekali tidak workable dan operasional dimasyarakat, masyarakat sudah tak tahu lagi mana benar mana salah , hukum sudah dipurat balik , direkayasa yang benar dianggap salah dan yang salah mendapat penghargaan dan menjadi benar , matematika sudah nggak sewuence , pelajaran  matematika  hanya memusingkan tak tahu kegunaannya  di lapangan masyarakat , sekolah hanya prestise tak tahu arah , nggak jelas kurikulumnya , hanya menghabiskan kertas tinta waktu uang dan masa perkembangan , guru gurtu pendidikan dasar tidak  berasal dari guru guru terdidik provesional di bidangnya , tetapoi outscorsing pbrik manusia yang syarat dengan KKN  suap dan gratifikasi. 

Indonesia sudah mati , Sudah dimumikan oleh birokrak birokrat serakah , busuk dan licik , kiata orang bawah nggak tahu arah kebijakannya , makin di bodohkan , pelajaran pelajaran p-enjajah diajarkan lagi dengan modul yang dibatasi dengan LKS ,, masyarakat dibodohkan, dibodohkan , diracuni , dibelenggu dan dijajah tetapi mereka nggak sadar , semua unsur perputaran penjajahan dalam berbagaoi bentuknya berujud apapun  tumbuh subur lagi ,  kita akan keman , diman kebebasan pendapat ditumpu8lkan , kita nggak lagi berani menentang , mengkritik negara , sebab aparat negara lebih buas dan leboih licik daripada  penjajah , keman kita akan lari , dan akan bernaung diri .. berkorban apa saja .. tak ada kilihartannya , semua difalsidfikasi tak berbentuh , tak ada arah , tak aada solusi, tidak usah menyalahkan orang lain mari kita cercai diri kita sendiri , kelakuan kita sendiri , aku inipun hanya mengkoreksi kesalahan saya sendiri , dengan penuh rasa takut  karena takut kepada UU ITE/sondongmajeruk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun