Siklus perpolitikan nasional menjelang pemilu 2024 nampaknya semakin seru setelah Prabowo Subianto mendeklarasikan Gibran Rakabuming sebagai pendamping cawapres.
Bagaimana tidak dua kekuatan besar tokoh bangsa Indonesia yakni Joko Widodo (Presiden, 2014-2024) dan Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden, 2004-2014) dikemudian hari bisa duduk satu meja dalam menentukan siapa capres & cawapres Indonesia di 5 (lima) tahun Indonesia mendatang.
Politik satu arah, menjatuhkan pilihan dalam satu titik Koalisi Indonesia Maju dan Relawan Jokowi bersepakat, mengusung  Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming kandidat terkuat. Menghadapi rivalitasnya yaitu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Anies Baswedan maupun Muhaimin Iskandar.
Namun, suatu waktu mesin partai dan koalisi plus basis massa pendukung nantinya yang akan menentukan. Apakah hanya menjadi pecundang ataukah menang mendapat mandat rakyat memimpin Indonesia ke depan.
Sebagaimana, di katakan dalam beberapa sumber (Kumparan) Dalam pemilihan Wali Kota, Bupati, Gubernur dan Presiden. Rakyat yang mencoblos bukan elit bukan partai. (Ir. Joko Widodo Presiden dalam menangkal isu dinasti politik usai Gibran di gadang jadi Cawapres Prabowo).
Singkatnya, penulis mendefinisikan mereka seperti legenda dunia para wayang. Terdiri dari Semar sebagai pengasuh maupun dewan penasehat para ksatria dalam kisah Mahabharata maupun Ramayana.
 Berikutnya, ada sosok Gareng tokoh satu ini merupakan perwujudan dari sifat dari watak manusia yang diartikan sebagai pesan untuk berhati-hati dalam bertindak dan selalu bersikap jujur tanpa ada keinginan merampas hak orang lain.
Selanjutnya, si petruk tokoh punakawan yang memiliki karakter jenaka, cerdas, pandai mengambil hati, usil dan dermawan. Serta, harus diakui bahwa si petruk merupakan anak kedua dari tokoh semar dalam dunia perwayangan.
Terakhir, tokoh Bagong merupakan sosok yang sangat sulit untuk di prediksi terkadang dia bisa menjadi lucu, berani sebaliknya bisa menjadi sosok yang paling penakut.
Dunia pementasan perwayangan merupakan aset budaya nasional, di kembangkan melalui kesenian tradisional jawa. Berfungsi sebagai tontonan hiburan sekaligus tuntunan yang berpedoman sarat akan dengan ajaran etika, estetika, filsafat hidup, pendidikan maupun norma-norma yang di yakini dapat membentuk tatanan nilai-nilai khususnya dalam masyarakat jawa. Singkatnya, sikap kepemimpinan yang harus diampu oleh seorang pemimpin dalam mengemban tugasnya dengan memiliki jiwa patriotik dan negarawan sejati.
Keteladanan dalam kehidupan berbangsa di tengah-tengah kehidupan masyarakat untuk selalu berbuat baik bertujuan menghindari kejahatan. Manifestasi, menyerukan kepada masyarakat terus semangat amar ma'ruf nahi mungkar atau dalam istilah dalam dunia perwayangan memayu hayuning bebrayan agung sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan kita masing-masing.