Berada di fase pergeseran besar peradaban manusia dalam era globalisasi (triple disruption), Sambu Group akan selalu semangat tumbuh bersama untuk Indonesia. Melalui, berbagai kontribusinya dalam pembangunan industri perkelapaan di Indonesia.
Sejak, awal mula berdiri (1967) sampai di era kekinian. Siapa sangka ? Sambu Group mampu mempertahankan eksistensinya genap berumur ke 55 (lima puluh lima) tahun (2022). Singkatnya, penulis ingin berkata; “Sambu Group telah merepresentasikan dirinya dalam siklus bisnis perseroan terbatas di Indonesia. Atas, berbagai terpaan fluktuasi pasar terjadi di nasional maupun global”. Alhasil, bisa di amini bahwasanya Sambu Group bukan sekedar menjadi perusahaan seputar pembahasan; pengolahan – produksi – distribusi. Melainkan, ada motivasi lain yang menginisiasi mengapa bisa bertahan.
Dinamika 55 tahun Sambu Group mendedikasikan usianya, semangat bersama tangguh untuk Indonesia. Sebagaimana, ungkapan father the originator; “Selalu sumbang kepada masyarakat, jika tidak bisa sumbang ke masyarakat, jangan jadi beban masyarakat (Tay Juhana, 1938-2016).” Selain itu, demi mempertahankan ekosistem kelapa Indonesia di masa depan. Sambu Group, berperan aktif meremajakan kebun petani khususnya di setiap lokasi usahanya yang berdekatan langsung di lingkungan masyarakat. Misalnya, menurunkan alat berat diperuntukkan bangun tanggul di Desa Kuala Selat sepanjang 8 Km (2021). Serta, pernah mengerahkan 2 (dua) Excavator ke Desa Air Tawar Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir-Riau.
Bertujuan, kepedulian Sambu Group terhadap keberlangsungan perkebunan kelapa masyarakat dengan tidak mengesampingkan peran petani sebagai penyuplai bahan baku. Pengolahan bahan mentah diproduksi setengah jadi, menjadi produk Kara (Kelapa Rakyat) di distribusikan ke dalam dan luar negeri. Singkatnya, semangat bersama bangun Indonesia visioner Sambu Group saat ini.
Fenomena alam air pasang dalam yang sering terjadi setiap tahunnya dan di bulan tertentu, khususnya di Kabupaten Indragiri Hilir-Riau bukan persoalan dikatakan jarang terjadi. Akan tetapi, sudah terus-menerus melanda di daerah yang berjulukan seribu parit atau seribu jembatan ini. Efeknya, tingkat abrasipun sesuatu hal yang tidak bisa dihindari dengan beriringnya pengikisan pantai semakin hari menjadi meningkat. Atas situasi tersebut, Sambu Group semangat bersama untuk Indonesia tiada henti-hentinya bersikap serius memberikan sebuah solusi langkah yang tepat atas situasi alam yang kerap terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir-Riau dan Sekitarnya.
Mengingat air pasang dalam yang sering terjadi, tidak hanya menggenangi di suatu pemukiman kepadatan penduduk yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir-Riau. Akan tetapi, sudah merambah di perkebunan yang ada di desa-desa di Kabupaten Indragiri Hilir-Riau maupun di lingkungan perusahaan Sambu Group. Serta, dampaknya tidak sedikit hasil pertanian masyarakat merugi, akibat derasnya air asin yang sudah sering merambah di lahan pertanian masyarakat.
Kabupaten Indragiri Hilir-Riau terdiri dari 20 Kecamatan diantaranya; Keritang, Kemuning, Reteh, Sungai Batang, Enok, Tanah Merah, Kuala Indragiri, Concong, Tembilahan, Tembilahan Hulu, Tempuling, Kempas, Batang Tuaka, Gaung Anak Serka, Gaung, Mandah, Kateman, Pelangiran, Teluk Belengkong dan Pulau Burung. Serta, memiliki 39 Kelurahan dan 197 Desa yang menaungi di bawahnya dan luas wilayah berkisar 12.614, 78 Km2. Bisa dikatakan, hampir di tiap-tiap daerahnya memiliki muara sungai dan juga berhadapan langsung ke laut. Sesuai dengan identitas geografis kedaerahannya dengan sebutan Hilir, yakni; memiliki banyak sungai dan juga parit. Serta, berdekatan langsung di lingkungan perusahaan Sambu Group. Atas alasan inilah kemudian, Sambu Group bersama stakeholder terkait membangkitkan kesadaran semangat bersama untuk peduli. Bahwasanya, penghijauan di bibir pantai dan sungai merupakan langkah yang tepat untuk dijadikan sebuah terobosan. Pesannya, mari kita serentak maupun selaras menjaga alam di daerah Kabupaten Indragiri Hilir-Riau. Agar, dikemudian hari tidak menimbulkan persoalan ekonomi bagi mereka khususnya petani. Kesehariannya, mengandalkan hidup dari hasil bercocok-tanam, memanen kelapa dan sebagainya di Kabupaten Indragiri Hilir-Riau.
Air pasang surut merupakan fenomena yang cukup normal terjadi di daerah yang berdekatan langsung dengan bibir pantai maupun laut lepas. Akan tetapi, bila datarannya rendah bertanahkan gambut dan liat. Sekiranya, tentu harus di sikapi secara seksama maupun bersama. Jika, tidak maka bukan pohon dan tumbuh-tumbuhan yang hidupnya seolah-olah segan mati hidup tidak mau. Akan tetapi, sumber segala bentuk penyakit khususnya di daerah kepadatan penduduknya tinggi akan mudah melahirkan berbagai jenis penyakit. Seperti; demam berdarah, gatal-gatal dan lain lain. Akibat daripada air yang tertahan di sebuah selokan maupun lubang. Singkatnya, Sambu Group sebagai pelopor ekosistem kelapa di Indonesia. Tiada, henti-hentinya berkolaborasi dengan instansi terkait Kabupaten Indragiri Hilir-Riau. Terus-menerus menginisiasi melakukan terobosan solusi role model jangka pendek. Serta, jangka panjang untuk mengatasi fenomena alam banjir pasang dalam ini dengan baik dan bijak.
Sekilas, pertanyaan singkat. Apakah penanaman pohon “Mangrove” merupakan sebuah solusi alternatif yang bisa diberdayakan, mencegah penyebab abrasi di Kabupaten Indragiri Hilir-Riau ? atau, ada solusi alternatif lain yang bisa dijadikan terobosan untuk membendung erosi pantai yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir-Riau ? Singkatnya, “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, (QS. Ar-Ra'd:11).”
Bekerja sesuatu kebutuhan bagaimana cara pekerja mempertahankan hidup. Sebaliknya, berkarya sesuatu kebutuhan bagaimana Sambu Group mempertahankan sebuah perusahaan. Keduanya, akan terus berjalan beriringan. Sebagaimana, air pasang pasti butuh air surut dan kebalikannya; air surut pasti butuh air pasang. Alasannya, Sambu Group pasti membutuhkan pekerja. Sebaliknya, pekerja pasti membutuhkan Sambu Group untuk bisa menafkahi hidupnya. Singkatnya, semoga Sambu Group terus berkarya untuk kemajuan bagi negeri. Sebagaimana, tertuang dalam sebuah istilah; “Dimana bumi di pijak, disitu kopi di seduh”.