Kairo, 11 Juli 2024*
 - Para ulama terkemuka di Mesir menyerukan persatuan umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan modern yang dihadapi umat Islam saat ini. Seruan ini disampaikan dalam sebuah konferensi internasional yang diadakan di Kairo pada hari Selasa (10/7/2024).
Dalam konferensi tersebut, para ulama membahas berbagai isu penting yang dihadapi umat Islam, seperti kebangkitan Islamofobia, proliferasi ekstremisme, dan kemiskinan. Para ulama sepakat bahwa umat Islam harus bersatu untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.
"Persatuan adalah kunci kekuatan umat Islam," kata Sheikh Ahmed el-Tayeb, Grand Mufti Mesir. "Kita harus bersatu melawan musuh-musuh Islam dan bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi umat Islam."
Para ulama juga menyerukan umat Islam untuk kembali ke ajaran Islam yang murni dan moderat. Mereka menekankan bahwa Islam adalah agama perdamaian dan toleransi, dan bahwa umat Islam harus menjunjung tinggi nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.
"Islam adalah agama yang damai dan toleran," kata Sheikh Ali Gomaa, mantan Grand Mufti Mesir. "Kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah solusi, bukan masalah.
Syekh Universitas Al-Azhar as-Syarif Professor Ahmed Al Tayeb, dalam pidatonya, Imam Besar Al Azhar ini menyampaikan tentang pentingnya membangun hubungan baik dan toreransi atar umat beragama, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Ia juga mempertanyakan mengapa umat islam terus memperdebatkan tentang ucapan hari raya kepada agama lain.
"Bukankah seorang muslim diperbolehkan untuk menikahi Ahli Kitab, yang mana tidak termasuk sebagai umat islam? Bukankah Nabi pernah berkata bahwa kita harus mengasihi sesama? Jika demikian, mengapa kita mempermasalahkan dan terus berdebat tentang hukum mengucapkan selamat kepada umat agama lain?," ujarnya.
Moderasi Beragama berarti memahami dan mengamalkan ajaran agama yang seimbang, tidak ekstrim, dan tidak berlebihan. Tujuannya adalah untuk menghindari sikap fanatisme yang dapat merusak hubungan antar umat beragama.
Dalam forum ini, Grand Syekh Al-Azhar juga membahas bagaimana seharusnya relasi antara umat Muslim dengan umat agama lain berjalan, yaitu dengan tidak membatasi interaksi sosial hanya karena perbedaan keyakinan. Ia percaya bahwa tidak ada larangan untuk berbuat baik kepada sesama manusia, terlepas dari apa yang mereka yakini.
"Allah tidak pernah melarang berbuat baik kepada Non-Muslim. Bahkan, dalam Al-Qur'an Allah mengatakan untuk tidak memerangi para Ahli Kitab dan Orang-Orang Kafir, kecuali jika berada dalam ancaman," ucap Professor Universitas Al-Azhar Kairo ini.
Mengadopsi sikap moderat dalam beragama dapat membantu mencegah konflik dan kekerasan yang berakar dari perbedaan agama. Oleh karena itu, pemimpin umat beragama memiliki tanggung jawab besar dalam mempromosikan moderasi dan toleransi.
Konferensi ini dihadiri oleh para ulama dari berbagai negara di dunia. Para peserta konferensi sepakat untuk terus bekerja sama untuk mempromosikan persatuan dan persaudaraan di antara umat Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H