Mohon tunggu...
SOMANTRI
SOMANTRI Mohon Tunggu... Guru - CGP Kab. Sukabumi Angkatan III

Lahir di daerah pedesaan Kabupaten Sukabumi tanggal 17 Juli 1987. Menamatkan pendidikan dasar di SDN Cimaja 3 (2001), SMPN 1 Cisolok (2014), SMAN 1 Cisolok (2017) dan S1 di Universitas Terbuka (2014). Bekerja sebagai tenaga honorer di SDN 3 Cimaja (2008-2018), SMP PGRI 3 Cisolok (2009-2014), SMK Al-Ikhlas Cisolok (2017-2018), Staff Administrasi PT.JIO Indonesia (2008-2011), Pendamping Lokal Desa (2017-2018), Mulai tahun 2019 bekerja sebagai guru kelas di SDN 2 Ciemas Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi sampai dengan sekarang. Riwayat Organisasi : 1. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (2007-2010) 2. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa PNPM Mandiri Perdesaan (2009-2012) 3. Sekretaris Karang Taruna Desa Sukarame (2009-2014) 4. Sekretaris Gapoktan Desa Sukarame Kecamatan Cisolok (2012-2017) 5. Pengurus KNPI Kecamatan Cisolok (2015-2019)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengambilan Keputusan yang Berpihak kepada Murid

14 Februari 2022   15:45 Diperbarui: 14 Februari 2022   15:48 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi

1). Berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thingking), prinsip ini berkenaan dengan mengerjakan apa yang dapat menghasilkan kebaikan terbesar untuk orang banyak. Mengukur dan menguji konsekuensi dari suatu keputusan dengan memperkirakan hasil yang akan diharapkan yang bisa membahagiakan terbaik bagi orang banyak. Adapun kekurangan dari prinsip ini adalah manusia/lembaga tidak bisa memprediksi semua akibat dari keputusannya. 

2). Berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thingking), prinsip ini bukan pada konsekuensi atau hasil akhir, namun berpusat pada tugas dan kewajiban yang harus kita lakukan. Kekurangannya, prinsip ini terlalu kaku dan mengabaikan keberagaman individualis manusia, sehingga dapat terjadi kesalahan ganda. 

3). Berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thingking), prinsip ini memainkan peran penting dalam pendidikan etika, selain memiliki batasan-batasan pada tindakan, juga mendukung memikirkan kepentingan orang lain. Kelemahannya, prinsip ini terlalu sederhana dan tidak bisa memberikan pilihan yang ideal.

Agar keputusan yang diambil tepat ketika menghadapi dilema etika, langkah yang dapat ditempuh adalah tahap pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu : 1). Mengenali nilai-nilai kebajikan universal yang saling bertentangan, 2). Menentukan siapa yang terlibat, 3). Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, 4). Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola), 5). Pengujian paradigma benar lawan benar, 6). Melakukan prinsip resolusi (prinsip pengambilan keputusan), 7). Melakukan investigasi trilema (mencari opsi di luar dua pilihan yang ada), 8). Buatlah keputusan yang diambil, 9). Melihat lagi keputusan yang sudah dibuat, kemudian refleksikan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa untuk mengambil keputusan yang berpihak kepada murid diperlukan pemahaman terkait paradigma dilema etika yang terjadi, memahami dan mempertimbangkan 3 prinsip pengambilan keputusan, dan menerapkan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Semoga bermanfaat !!!

SOMANTRI, S.Pd (Guru SDN 2 Ciemas Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun