Pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh adalah upaya untuk menciptakan ekosistem sekolah yang mendorong bertumbuhnya budi pekerti, selain aspek intelektual. Lewat Pembelajaran Sosial dan Emosional, murid diajak untuk menyadari, melihat, mendengarkan, merasakan, mengalami berbagai pengalaman belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.Â
Pembelajaran sosial dan emosional sejalan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara "Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat " (Ki Hadjar Dewantara, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal 1 paragraf 4 ).
Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial, Â membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan relasi), membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).
Untuk mengembangkan 5 keterampilan sosial dan emosional diperlukan kesadaran penuh (mindfulness). Menurut Kabat Zinn dalam Hawk (2017) kesadaran penuh (mindfulness) adalah kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kasih sayang.Â
Mindfulness dapat dilatih dan ditumbuhkan melalui berbagi kegiatan sehari-hari maupun dalam pembelajaran yang dilakukan sedara mindful (ada koneksi antara dengan tubuh/indera, perasaan, pikiran dan lingkungan).
Penerapan pembelajaran di kelas dan disekolah dapat dilakukan dengan mengajarkan Keterampilan Sosial Emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit, mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid, mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan, mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid.
Somantri
(CGP Kabupaten Sukabumi Angkatan 3) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H