Mohon tunggu...
Solusi SMAPAN
Solusi SMAPAN Mohon Tunggu... Jurnalis - Pimpinan

Berita terpercaya - Faktual - aktual

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Replika Candi Jabung Jadi Rebutan Penonton untuk Berfoto di Ajang Fashion Karnaval

28 Agustus 2024   23:20 Diperbarui: 28 Agustus 2024   23:36 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak penonton mengabadikan foto bersama dengan regu SMAN 1 Paiton dalam ajang karnaval fashion di Kecamatan Gading. Doc. Yd

Probolinggo, 28 Agustus 2024 --- Rombongan karnaval dari SMAN 1 Paiton berhasil mencuri perhatian publik dalam acara karnaval yang digelar oleh Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Dengan menampilkan tema yang unik dan mendalam, yakni tentang terbentuknya Candi Jabung dan kearifan lokal masyarakat Paiton, regu dengan nomor urut 6 ini menjadi pusat perhatian dan daya tarik utama bagi penonton sepanjang rute karnaval.

Mengusung tema sejarah yang kental, regu dari SMAN 1 Paiton tampil dengan penuh keseriusan dan keindahan artistik yang memukau. Mereka membawa berbagai properti yang sangat representatif, seperti replika perahu tradisional, ikan-ikan raksasa, sangkar burung dara yang megah, dan yang paling mencolok adalah replika Candi Jabung berukuran raksasa yang didesain dengan sangat detail. Ornamen-ornamen tersebut tidak hanya menambah kesan mendalam terhadap sejarah dan budaya, tetapi juga menjadi tempat foto favorit bagi para penonton.

Sepanjang rute karnaval, penonton tampak antusias mengabadikan momen bersama ornamen Candi Jabung dan para peserta karnaval. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun turut meramaikan suasana dengan semangat berfoto, bahkan beberapa dari mereka terlihat naik ke atas replika Candi Jabung untuk mendapatkan foto yang lebih spektakuler. Salah satu penonton karnaval yang enggan disebutkan namanya menyatakan kegembiraannya dan memberi respon positif kepada peserta, "Mudah-mudahan menjadi juara utama ya pak, dan terima kasih banyak karena telah diizinkan berfoto bersama," ujarnya dengan senyum sumringah.

Ketika regu ini tiba di garis finis, mereka tidak hanya berhenti pada parade visual, melainkan juga mempersembahkan sebuah drama singkat yang mengangkat cerita legendaris Sri Tanjung, sebuah kisah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Banyuwangi. Penonton yang telah memadati area finis tampak sangat antusias, memberikan apresiasi yang luar biasa melalui teriakan dan tepuk tangan meriah.

Penampilan dramatis ini tidak hanya menambah kesan mendalam, tetapi juga memperkuat pesan bahwa regu dari SMAN 1 Paiton benar-benar serius dalam mengangkat dan melestarikan budaya lokal. Keberhasilan ini juga merupakan wujud nyata dari komitmen mereka sebagai salah satu sekolah yang memiliki julukan sekolahnya para juara  untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa, terutama kearifan lokal yang kaya akan nilai sejarah.

Ibu Fourin, selaku koordinator dari regu SMAN 1 Paiton, menyampaikan bahwa keterlibatan mereka dalam karnaval ini adalah bagian dari misi untuk mengedukasi sekaligus menginspirasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya menjaga kelestarian budaya. "Kami dari lembaga pendidikan, bersama tim, sengaja memilih tema budaya dan kearifan lokal dalam fashion karnaval ini. Kami ingin memastikan bahwa budaya bangsa kita tidak hilang termakan arus globalisasi dan tetap hidup dalam ingatan setiap generasi," tuturnya dengan penuh semangat.

Karnaval yang berlangsung di Desa Wangkal ini bukan hanya sekedar ajang hiburan tahunan, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pelestarian budaya yang penting. Melalui acara seperti ini, diharapkan masyarakat, terutama generasi muda, dapat lebih menghargai dan mencintai warisan budaya yang telah diturunkan oleh para leluhur. Keberhasilan regu SMAN 1 Paiton dalam menarik perhatian dan mengedukasi publik tentang sejarah dan kearifan lokal adalah contoh nyata bagaimana tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan, menciptakan harmoni yang indah dalam kebhinekaan. (Yd/TM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun