Mohon tunggu...
abdul halim
abdul halim Mohon Tunggu... -

saya saat ini sdg mendalami suatu ilmu kehidupan dari seorang guru, yang sangat mengetahui ilmu kehidupan dan menguasai ilmu laduni

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ibadah Penghasil Surga (Peran Guru Dalam Islam 2)

1 Mei 2011   16:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:11 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ibadah Standar

Pengertian ibadah dalam Islam sangat luas dan banyak. Tetapi ibadah itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi ibadah standar atau dasar yang dapat dilihat dalam rukun Islam.

Ibadah yang sangat penting dalam ajaran Islam yang tercantum dalam rukun Islam adalah shalat Iima waktu dalam sehari semalam, ibadah ini mutlak wajib dilakukan, bila tidak akan berdosa dan mendapat sanksi dan murka dari Allah. Juga zakat harta dan uang, dan puasa di bulan Ramadhan.

Mutlaknya Peran Guru Dalam Ibadah

Dalam mengamalkan ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Taala diperlukan guru atau pembimbing yang ahli dan berpengalaman, yang dapat memilihkan ibadah yang cocok dan sesuai dengan tekad maksud dan apa yang ingin dicapai dari mengamalkan ibadah tadi, sebab tingkat pencapaian ibadah yang akan dituju memerlukan konsekuensi dari pelaku ibadah itu sendiri. Bila tujuan ibadah itu tinggi, tidak mungkin mudah mengamalkannya. Akan memerlukan pengorbanan lahir batin dan kesabaran yang tinggi.

Pada ajaran atau jalan tasauf telah disusun suatu pola atau cara ibadah secara sistematis yang terangkum dalam paket ibadah yang lebih dikenal sebagai "riyadhoh/latihan". Riyadhoh/latihan ini memiliki beberapa kategori, yaitu sareat, tarekat, hakekat, dan makrifat.

Riyadhoh/latihan pada jalan tasauf ada yang ringan-pendek­,mudah sampai berat-panjang-lama dan harus dilakukan berulang­-ulang, terus menerus, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun. Sehingga riyadhoh/latihan tadi menjadi suatu ibadah yang terbiasa dan pada waktu tertentu akan menimbulkan ibadah yang telah menjadi kebiasaan, kebutuhan, kenikmatan dan menjadi suatu harapan di atas segala-galanya kepada Allah Subhanahu Wa Taala selama menjalani kehidupan di dunia.

Jangan sampai memilih suatu ibadah tetapi tidak tepat cara mengamalkannya. Akan membuang umur percuma karena pasti tanpa membawa hasil apapun.

Dapat dilihat dari beberapa contoh:

1. Bila ingin mempelajari Al Qur’an dengan sering membacanya, menghafalkannya, dan menafsirkannya. Namun apakah setelah itu terbuka seluruh kandungan Al Qur'an? Dapatkah kita mengerti isi kandungannya? Yakin tidak, hanya akan mendapat pahala dari membaca, menghafal, dan mempelajarinya. Tetapi untuk menguasai intisari kandungannya harus mendapat petunjuk dan bimbingan dari guru yang benar. Ada satu perguruan tinggi di Amerika milik agama lain, mempunyai bidang studi Islam dan guru-gurunya ada yang hafal Qur'an walaupun tidak beragama Islam. Maksud dan tujuan mereka pasti bukan untuk mencapai ridho Allah.

2. Shalat. Bila ingin dipelajari secara mandiri akan mudah. Hal-hal yang berhubungan dengan shalat baik itu rukun, syarat, hukum, dan macamnya dapat dipelajari dari buku, seperti misalnya manfaat shalat dapat menjaga manusia dari perbuatan mungkar, dan banyak lagi manfaat shalat lainnya. Tetapi setelah mengamalkan shalat beberapa lama, tidak diketahui hasil apa yang sudah didapat, belum terasa manfaat shalat pada diri, dan akan timbul kebosanan.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam saja dalam mengajar Islam, terutama tata cara ibadah, berbeda-beda antara sahabat yang satu dengan sahabat yang lainnya, selalu berdasarkan kemampuan dari sahabat tersebut, baik kemampuan akalnya, fisiknya atau kebiasaan dirinya.

Sedangkan Allah sangat mencintai agama yang pemeluknya mengamalkan secara terus menerus selama hidupnya.

Dengan demikian ibadah yang tepat yang dibimbing oleh guru ahli dan berpengalaman, walaupun sedikit dan sederhana bila dilakukan terus menerus seumur hidup Insya Allah akan mendapatkan ridho dari Allah Subhanahu Wa Taala, dan tiada lain balasannya "Surga" dengan segala kenikmatannya.

yang menjadi permasalahan buat kita ,

- Bagaimana mencari Guru/ kyai yang benar menurut Islam? Apa ciri ciri Guru ini?

-  Apakah  ibadah yang selama ini kita lakukan  sudah benar menurut Allah atau sekedar hanya di nilai sebagai 'sampah' oleh Allah?

-  Apakah ibadah yang dilakukan selama ini tidak dapat menenangkan hati kita?

wassalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun