Mohon tunggu...
Solusi Bijak
Solusi Bijak Mohon Tunggu... -

Blogger and enthusiast for Tax, Family and Leadership

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengulas Teladan Kepemimpinan Qolbu ala Ustadz Jefri Al Buchori

29 April 2013   07:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:26 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="" align="alignleft" width="240" caption="Ustadz Jefri Al Buchori"][/caption] (Pic Courtesy by Wikipedia) Dunia Islam Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya yang merupakan salah satu pemimpin muda Islam terkemuka di negara ini, yang terkenal dengan khotbah dan dakwahnya yang menyejukkan hati, Ustadz Jefri Al Buchori / Ustadz Uje, pada tanggal 26 April 2013 kemarin dalam kecelakaan tunggal di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Solusi Bijak memandang perlu untuk kita semua dalam mengulas peninggalan berharga kepemimpinan qolbu / hati nurani beliau untuk semua kaum muda Islam pada khususnya dan kaum muda di Indonesia secara umum. Sejak usia muda, Ustadz Uje sudah memiliki bakat dalam bidang seni dan agama, dimana Ustadz Uje menempuh pendidikan di Pesantren Daar El Qolam Gintung, Balaraja, Tangerang dan meraih prestasi dalam MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) hingga level daerah tingkat I / provinsi. Sempat menempuh karir sebagai aktor sinetron dan penari di klub malam, dan meraih prestasi sebagai pemeran pria terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja Sayap Patah versi Televisi Republik Indonesia (TVRI). Karir dakwah Ustadz Uje dimulai tahun 2000 yang sempat diwarnai penolakan dari umat yang melihat track record masa muda kelam Ustadz Jefri, namun tidak menghentikan karir cemerlang beliau ketika masuk dalam acara dakwah di Televisi Trans TV7, TPI dan stasiun broadcast lainnya. Konsep fokus dakwah Ustadz Uje ke anak muda kemudian menjadi ciri khas beliau yang pernah terperosok dalam lembah kelam, dan menjadi visi misi beliau dalam menjangkau anak muda untuk masuk ajaran Islam. Teladan Kepemimpinan Qolbu Ustadz Uje ditunjukkan dengan perubahan hidup. Tidak mudah untuk anak muda generasi modern untuk bisa lepas dan meninggalkan dunia kelam yang penuh dengan narkoba, minuman keras dan aneka gaya hidup yang merusak akhlak dan hati nurani. Ustadz Jefri telah menunjukkan kerja keras dan perubahan secara total dengan perubahan qolbu dan semua atribut sikap, tutur kata dan kehidupannya yang menjadi teladan buat kita semua. Teladan Kepemimpinan Qolbu ditunjukkan dengan kesetiaanya untuk setia pada istri terkasih. Sebagai seorang Ustadz yang merupakan jabatan prestisius dalam kaum Islam, yang disorot dan penuh dengan fokus hormat & kekaguman dari pengikut, tidak ada tokoh agama yang tidak akan tergoda dengan semua kegelimangan itu, apalagi dengan wajah rupawan dan background keartisan beliau yang bagus. Di akhir hayat, istri terkasih beliau tetap hanya seorang yang bernama Pipik Dian Irawati yang dinikahinya pada tahun 1995 (18 tahun pernikahan yang langgeng). Seorang pemimpin juga dinilai dari kecakapannya mengatur istri dan rumah tangganya secara harmonis oleh umat diluar. Teladan Kepemimpinan Qolbu Ustadz Uje ditunjukkan dengan pengikut yang banyak. Memang berbahaya untuk mengukur kadar kepemimpinan seseorang dari jumlah pengikut. Sampai artikel ini diposting akun twitter beliau di @jefri_buchori mencapai follower 238,892 orang, sedangkan yang di akun @Jefry_Buchori yang dikelola oleh istri terkasih, mencapai 51,123 orang. Itu hanya di Twitter saja, belum termasuk akun Facebook yang mencapai 27,191 orang dan itu belum termasuk umat beliau lainnya di pesantren, masjid dan yang tersebar diseluruh Indonesia. Seorang pemimpin yang bijak dan berkharisma akan selalu dihampiri oleh umat tanpa harus menggembar gemborkannya, intimidasi, tipu daya, politik uang dan banyak cara kurang terpuji lainnya. Beliau menunjukkan dengan apa adanya. Teladan Beliau lainnya... Follow Us on Twitter : @solusi_bijak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun