Pengertian Beton Yang Harus Anda Ketahui
Pengertian beton yaitu campuran antara agregat kasar (batu split & batu screening), agregat halus (pasir), semen, air, admixture dan udara yang bersifat plastis untuk sementara waktu lalu berubah mengeras seiring dengan berjalannya waktu dan semakin padat yang dipakai untuk kebutuhan pengecoran atau pembetonan suatu bangunan. [caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="Beton adalah suatu campuran antara aggregate, semen, air, admixture, udara, pasir dan split yang bersifat plastis untuk sementara waktu dan lalu berubah mengeras seiring dengan berjalannya waktu "][/caption] Jika dilihat dari gambar diatas terlihat bahwa beton terdiri dari berbagai macam material, apabila material tersebut hanya terdiri dari Semen, Air, Udara dan Admixture maka disebut Pasta. Bila pasta tadi ditambahkan dengan pasir maka disebut mortar. Jika mortar ditambah dengan split dan batu screening maka campuran dari material tadi disebut beton. Pemakaian beton sudah dikenal dan dipakai pada zaman romawi kuno, colosseum yang dinobatkan sebagai satu dari 7 keajaiban dunia pun dibuat dengan beton dan didirikan saat kekaisaran romawi oleh Raja Vespasian. Seiring dengan perkembangan jaman kini untuk mendapatkan adukan beton anda tidak perlu repot repot mengaduk sendiri dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan, ada produk beton ready mix mixer biasa (isi maksimal 7m3) dan beton minimix (isi maksimal 3m3).
Material Pengisi Beton
Dari uraian pengertian beton diatas yang kami sarikan dari beberapa sumber, komposisi beton yang selanjutnya kami sebut dengan beton cor terdiri dari berbagai material, dalam artikel ini kami mencoba menginformasikan masing masing material tersebut yang kami sarikan dari berbagai sumber.
Agregat
Dari kesemua campuran beton cor tadi agregat kasar mempunyai komposisi atau kandungan terbesar yaitu 65% sampai dengan 70% dari volume beton. Agregat sendiri terdiri dari agregat kasar dan agregat halus. Agregat Kasar :
- Gravel / batu bulat (batu kali)
- Crushed stone (batu pecah) atau yang biasa disebut batu split.
Agregat Halus :
- Pasir
- Abu batu
Semen
Selain agregat kasar dan halus, didalam beton juga terdapat semen yang berfungsi sebagai pengikat semua material, sesuai dengan sejarah ditemukannya semen oleh Joseph Aspden (tahun 1824) seorang berkebangsaan Inggris, bahan penyusun semen adalah :
- Kalsium
- Alumina
- Besi
- Silika
Semen ditambang dari gunung kapur dan diolah di pabrik semen, melalui berbagai macam proses, secara singkatnya cara pembuatan semen sebagai salah satu material beton cor bisa dilihat sebagai berikut : Batu kapur (Lime Stone) dan Tanah Liat (Clay) yang mengandung Silika, Alumina, dan Oksida besi dicampur dan digiling pada kiln, serta dipanaskan hingga 1450 derajat celcius sampai bahan menjadi Klinker. Kemudian klinker didinginkan dan dicampur dengan Gypsum 3-5 %, yang gunanya untuk mengendalikan waktu ikatan, dan digiling lagi sampai halus, maka jadilah semen. Menurut ASTM C-150 (American Standard Testing and Material) yaitu sebuah organisasi Internasional yang mengembangkan standarisasi teknik untuk material, produk, sistem, jasa dan bermarkas di Amerika Serikat, jenis semen dibagi menjadi 5 (lima) tipe sesuai dengan fungsi dan peruntukan atau penggunaannya :
- Type I => standard, Penggunaan => Bangunan Biasa
- Type II => Tahan Sulfat dan Panas Hidrasi Sedang, Penggunaan => Pembetonan Massal & Biasa
- Type III => Kekuatan Awal Tinggi, Penggunaan => Pembetonan suhu rendah
- Type IV => Panas hidrasi rendah, Penggunaan => Pembetonan Massal
- Tipe V => Ketahanan terhadap sulfat tinggi, Penggunaan => Air mengandung Sulfat / Air Laut.
Air
Dalam pembuatan beton cor, air merupakan salah satu faktor yang penting, dikarenakan air bereaksi dengan semen dan akan menjadi pasta yang berfungsi sebagai pengikat agregat. Penggunaan air untuk beton sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut (Tjokrodimulyo, 2007):
- Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gram/liter.
- Tidak mengandung kadar garam yang dapat merusak seperti asam, zat organik dengan kandungan lebih dari 15 gram/liter.
- Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
Admixture (Bahan Tambahan)
Admixture adalah bahan selain semen, air dan aggregat yang digunakan dan ditambahkan dalam campuran segera atau sebelum atau selama proses pengadukan. Jenis jenis admixture untuk beton cor :
- Air Entraining Admixture
- Chemical Admixture
- Mineral Admixture
Jenis jenis admixture berdasarkan tipe dan fungsinya adalah :
- Type A (water reducing), Fungsi : Mengurangi jumlah pemakaian air
- Type B (retarding), Fungsi : Memperlambat pengikatan / memperlambat cor-an mengeras.
- Type C (Accelerating), fungsi : Mempercepat pengikatan.
- Type D (Water Reducing & Retarding), fungsi : Mengurangi jumlah pemakaian air & memperlambat pengikatan.
- Type E (Water Reducing & Accelerating), fungsi : Mengurangi jumlah pemakaian air & mempercepat pengikatan.
- Type F (High Range Water Reducing), fungsi : Mengurangi jumlah pemakaian air lebih dari 12 %
- Type G (High Range Water Reducing & Retarding), fungsi : Mengurangi jumlah pemakaian air lebih dari 12 % & memperlambat pengikatan beton.
Slump
Saat anda mau order beton cor atau ready mix, biasanya kita ditanya mau pesan mutu K berapa dan slump berapa? Tetapi taukah anda apakah itu slump? slump pada beton berarti kekentalan. Slump normal beton adalah 12 +/- 2cm. Slump berpengaruh terhadap workability (kemudahan untuk dapat mengerjakan beton tersebut). Adukan yang kering dan kaku akan sulit untuk dikerjakan, dituang, dipadatkan dan dirapihkan sehingga memiliki ketahanan dan kekuatan yang kurang bila nantinya mengeras. Kelecakan beton biasanya diukur dengan uji slump. Kelecakan atau slump dipengaruhi oleh :
- Jumlah pasta semen
- Pasta semen merupakan bagian halus atau cair dari adukan beton yang juga berfungsi sebagai pelumas, selain itu nantinya setelah mengeras slump akan menjadi selimut campuran beton itu tadi. Semakin banyak pasta dalam campuran beton semakin lecak adukan itu.
- Pengaruh dari agregate.
- Bentuk butiran dari agregate, perbandingan agregate halus dan agregate kasar atau gradasi dari agregate mempengaruhi kelecakan beton.