Mohon tunggu...
dear diaryku
dear diaryku Mohon Tunggu... psikiater -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GARDA REPUBLIK,Konseling, dan psikiater.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tonto, Sang Sosok Pejuang Perdamaian Indonesia.

21 Juli 2014   21:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:39 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Tonto,,,, Anda sangat konsisten mempertahankan NKRI yg Damai.... " ,Kata seorang pemuda murid sang Tonto.
Tonto menjawab, apalah kebanggaan sebuah pesta demokrasi jika pada ujungnya malah pertumpahan darah ,Anakku??..
" Renungkanlah nak, Demokrasi di akui berhasil saat tidak ada pertumpahan darah setelah pelaksanaannya, karena hakikat demokrasi adalah 'Jembatan Emas' menuju pembangunan yg berkesinambungan".
Dengan keadaan yg aman,stabil,dan juga kerjasama antar anak bangsa yg Solid dan mengutamakan Kemakmuran Rakyat,itu akan mempercepat terwujudnya peningkatan kesejahteraan Hidup Rakyat.
"Tonto, mengapa tonto selalu di belakang layar dalam mengkampanyekan Perdamaian ?" kami ingin Tonto muncul sebagai kekuatan Penengah....
Anakku, bangsa dan Rakyat negeri ini sudah tahu bagaimana Harus menjaga kesatuan,,dan tidak mudah lagi terprovokasi. justru para provokator itu sendiri yg nanti kelimpungan ,jika terus brusaha membuat letupan kekacauan Dalam Negeri ini.
Tonto yakin, Bangsa ini telah belajar dari sejarah masalalu, bangsa ini Memahami :  mengutamakan persatuan, Perdamaian, adalah Lebih penting ketimbang menuruti hasrat kepentingan sejekap,,, Rakyat tidak ingin terjebak adu domba dan provokasi lagi.
"Semoga keyakinan Tonto Benar, kita harus berperan aktif menjaga Perdamaian".
STOP PROVOKASI yg memecah belah Persatuan Indonesia.. !  Amiin.
@21 Juli 2014 (amoktijagad).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun