Memilihlah dengan Logika, Bukan dari Perasaan Simpatik Semata

Euforia dan jokowi syndrom memang bergema, apalagi di metro tv, Gema Dukungan untuk Prabowo-hatta juga sama Kuatnya....di tvone.
Alasan mengapa mendukung jagoannya masing2 pun beragam, ada yg mengidolakan sosok yg begitu dan yg begini.
Kalau Sudah mengidolakan, jadinya adalah emosional yg Ada. ikatan Perasaan memihak yg terkadang sudah tidak logis.
Kita Lupa, sejak awal kampanye 2014 di mulai, Prabowo di serang Isu HAM dg sangat pedih, padahal kalau mau sama2 mengenal Lebih Mendalam, jujur saja, Pengabdian Prabowo Lebih lama kepada NKRI daripada Kubu satunya.
Prabowo juga Manusia, Punya Hak Hak mendapat perlakuan Adil,,,,Hak asasi Prabowo di serang dg tuduhan2  yg jelas2 sudah tidak terbukti. demikian dangkalnya para penghujat Prabowo.
Tp tidak apa2, sebentar lagi tulisan saya di kompasiana ini juga akan di hujat dan di komentari pedas oleh para pendukung joko-jk. maklum kayakna forum ini, media ini, sudah di susupi bahkan sudah di 'kuasai' pendukung joko-jk,,,,? mungkin juga para admin kompas ini juga sudah memihak ke kubu joko_jk.
Jadi sangat dimaklumi bila sebentar lagi komentar pedas akan mengepung tulisan saya ini...hehehhe oalaaah ,,,biar sajalah. yg Penting bagi Kami,adalah meluruskan sejarah,,,,bahwa Prabowo telah jadi sasaran fitnah dg dituding sebagai dalang kerusuhan penculikan 1998.
Semoga para mantan 'atasan' Prabowo yg Zhalim, mereka juga segera mendapat ganjaran setimpal. Tidak hanya Prabowo yg di tumbalkan karena sentimen politik ketika 1998 .karena segala bau Busuk, dimanapun berada, suatu hari akan ter Endus juga. insyaAllah. salam Indonesia Raya. !!
KEDAULATAN Republik sangat Perlu Pertahankan oleh Leader yg memang Berpengalaman.
Terimakasih, selebihnya,,, mari kita ikuti Episode demi episode perjalanan Negeri ini.... Siapapun yg menang menjadi Presiden tidak penting, nothing to lose, yang Penting Nama Baik prabowo bisa dipulihkan dg bijaksana.... Di Luruskan , agr sejarah tidak dikotori dg banyak pembelokan yg tidak benar.
Salam Merah Putih.
Written by  Amokti Jagad, dysar Indonesia.