Mohon tunggu...
dear diaryku
dear diaryku Mohon Tunggu... psikiater -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GARDA REPUBLIK,Konseling, dan psikiater.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemenangan atau Masih Kekalahan Bangsa?

28 Juli 2014   00:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:01 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mohon maaf lahir dan bathin. Juli 2014.
Hari Kemenangan ?? Apakah Kita masih merupakan Bangsa yg Kalah?
(Inspirasi meraih Kedaulatan Sejati).
Lebih dari Tiga Abad yang lalu...Nusantara mengalami berbagai gejolak, yang sengaja Dibuat oleh mereka yg sengaja memperkeruh air tenang Kehidupan. Mari kita renungkan kembali. Mengapa kita Perlu BERDAULAT PENUH ? Mengapa Pribumi perlu Bangkit ??
Ibarat seorang Wanita, INONESIA merupakan Sosok Wanita Eksotis dengan segala daya tarik,plus Kekayaan Sumber Daya alam yg Sangat MELIMPAH. Percayalah.
Kemudian Bangsa Bangsa Pendatang Mulai mengagumi Kecantikan dan Harta karun Indonesia, mereka awalnya hanya Bertamu, berlabuh dan akhirnya Ingin Menguasai.
Rakyat yang selama itu nyaman mulai di adu domba, devide et impera ! Perlawanan demi perlawanan kaum pribumi dipatahkan, di hancurkan, dan dibuat Putus Asa.
Taktik para penjajah dengan 'memecah belah persatuan,dan pengalihan isu' sangat Manjur,,,,Lebih dari 350 th bangsa ini tak mampu bangkit. 1928 awal pembaharuan nasionalisme. Rintisan Mewujudkan Nusantara ke dua, setelah Nusantara Pertama yg tumbang ketika itu pernah jaya di bawah kepemimpinan Majapahit.
1945 Nusantara kedua dinyatakan terbentuk Merdeka,,,, namun,,,memang belum usai,,, devide et impera masih saja menggoyang Persatuan Bangsa ini.
Kini 2014,,, makin Nyata, gerakan massive untuk mengadu domba masih terus terjadi, Kekayaan alam negeri ini seolah akan terus di genggam bangsa Asing yg berlagak bersahabat. Ingatlah, dulu belanda dan bangsa aseng lainnya juga 'Datang' sebagai tamu dan Sahabat,,,namun apa yg mereka berikan??? Penindasan, adu domba dan juga Penjajahan sistematis yg Halus tak kasat mata. Kini kartelisasi ,konglomerasi,kapitalisasi adalah penjajahan model baru yg memiskinkan Pribumi. Sadarilah.
Darah Indonesia,,,harus di Hormati,,darah para Pejuang pembebas Negeri ini dari tirani tirani,,,sejak Rezim sebelum belanda maupun rezim yang pro Asing.
Semangat menjadi bangsa yg Merdeka hingga detik ini terus dikobarkan.... Dulu Indonesia di tundukkan dg senjata, sekarang di tundukkan dg Ancaman halus,kebohongan, rayuan, dan adu domba.
Darah Indonesia,,,akan selalu Berusaha menjaga Kedaulatan wilayah,kedaulatan Ekonomi dan kebebasan sebagai bangsa Bebas!! Sebagai bangsa yg bebas mengelola kekayaan alamnya sendiri tanpa di bodohi perusahaan Asing.
Perbudakan strata sosial harus terus berusaha di hapuskan,,,, kita bukan KULI bagi penjajah ekonomi dan penjajah ideologi bangsa ini.
NKRI harus bangkit demi kemandirian mutlak, bukan kemerdekaan semu.
Ujung dari sebuah kemerdekaan adalah kesejahteraan langgeng abadi....bagi seluruh rakyat.
Bagaimana kita akan sejahtera merata jika masih tunduk pada Rencana Asing?? Bagaimana kita sejahtera jika kekayaan alam ini masih di kelola bangsa asing??? Terlalu mudahnya otak kita di bodohi,di beri janji, slogan semu dan juga opini tersistemasi yg melemahkan persatuan.
Negeri asing dan kaum kaya asing masih berpesta pora menggarong,mengeruk kekayaan alam kita, sementara Pribumi kita masih banyak yg hidup di bawah garis kemiskinan.
Kita butuh Pemimpin Kuat dan rakyat yg Kuat,Melawan Penindasan, pencucian otak dan ancaman berupa apapun... Kita bisa!!
Indonesia saatnya bangkit,,Merdeka Penuh dan berdaulat ekonomi..dengan segala kekuatan dan nyali Darah Indonesia....
Demi Indonesia yg Lebih makmur, meski harus melewati peperangan melawan penjajah ekonomi dan ideologi yg melemahkan Nasionalisme para Pribumi asli Indonesia. Lawan !!!!

Catatan Akhir Juli 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun