Mohon tunggu...
Solihin Abdillah
Solihin Abdillah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ketika hati berbicara, tangan menjadi perantara dan mata yang menyampaikan pesannya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lagi, Mahasiswa Lakukan Aksi!

1 April 2012   03:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:11 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu sore(31/03), puluhan demonstran dari beberapa lembaga kemahasiswaan Kalimantan Timur, termasuk dari Universitas Mulawarman(Unmul) kembali melakukan aksi demontrasi. Ini merupakan aksi lanjutan untuk menolak kenaikan harga BBM. Hampir seluruh demonstran yang melakukan aksi sore ini adalah laki-laki.

Aksi demonstrasi yang awalnya dipusatkan di simpang empat Mall Lembuswana, berpindah ke jalan depan gerbang utama Unmul setelah lima aktivis mahasiswa yang menjadi pimpinan aksi tersebut ditahan oleh petugas keamanan sekitar pukul 16.30 WITA. Hal ini membuat suasana menjadi panas sehingga para demonstran menutup akses jalan dari dan menuju ruas jalan M. Yamin sepanjang sekitar 500 meter. Tak berhenti sampai disitu, demonstran melakukan aksi perusakan pot bunga pada perbatasan lajur jalan dan menghamburkan pecahan-pecahan pot tersebut ke tengah jalan. Hal ini tentunya mengundang kemacetan dan menyebabkan arus lalu lintas menuju jalan tersebut dialihkan melalui Jalan Pramuka dan Jalan Ruhui Rahayu.

Sulaiman, salah satu mahasiswa Unmul yang menjadi peserta dari aksi tersebut menuturkan bahwa aksi perusakan ini dilakukan sebagai bentuk protes mereka terhadap tindakan dari pihak kepolisian yang telah menahan teman seperjuangan mereka. Hingga pukul 19.00 WITA, para demonstran belum juga mengakhiri aksinya. Rencananya, aksi ini akan diakhiri jika perwakilan dari pihak kepolisian menemui mereka dan membebaskan peserta demonstrasi yang di tahan.

Demo Oh Demo…

Maraknya demonstrasi yang dilakukan mahasiswa akhir-akhir ini mengundang berbagai pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat di kawasan tempat demo tersebut berlangsung. Masyarakat yang tinggal di sekitar Jalan M. Yamin misalnya. Dengan adanya demonstrasi yang menyebabkan penutupan jalan serta pengalihan arus lalu lintas membuat jarak tempuh menuju rumahnya menjadi lebih jauh. Terlebih, pasca pembakaran pos polisi di simpang Mall Lembuswana tampaknya masyarakat harus ekstra hati-hati terhadap aksi mahasiswa yang sewaktu-waktu bisa saja berubah menjadi anarkis.

Tak hanya pengguna jalan yang merasa dirugikan, sejumlah ruko yang tepat berada diseberang jalan masuk utama Unmul ditutup lebih awal oleh pemiliknya. Hal serupa juga dialami oleh Riani, salah satu pedagang kaki lima yang memilih menutup kembali lapaknya yang baru dibuka. “tiga hari kemarin sudah nggak jualan, hari ini baru jualan lagi ternyata ada demo. Ya sudah, di tutup aja. Apalagi sewa tempatnya kan di bayar per hari” ujarnya. Selain itu, Riani mengaku pendapatannya menurun drastis setelah demonstran menutup akses jalan, sedangkan pelangannya biasanya adalah pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut.

Sangat disayangkan banyak anak-anak usia sekolah dasar yang menyaksikan aksi perusakan tersebut secara langsung. Tidak hanya itu, para demonstran bahkan tak segan-segan meneriakkan kata-kata yang tak sepatutnya di ucapkan oleh kaum intelektual seperti mereka sebagai bentuk kekecewaan terhadap perlakuan pihak kepolisian. Demonstran juga menyanyikan yel-yel yang berisi hinaan yang ditujukan kepada SBY-Budiono. Secara tidak langsung, melalui aksi tersebut anak-anak mendapat perbendaharaan baru dalam mengungkapkan rasa kecewanya.

Tidak senada dengan hal itu, salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku pro terhadap aksi tersebut. “Kalau saya, ya biar saja mereka seperti itu. Itukan aspirasi mereka. Jadi biar gimana pun ya biarkan saja” tuturnya.

Pemandangan unik justru terlihat pada jarak beberapa meter dari titik pusat aksi. Sambil menyelam minum air, munkin pepatah itulah yang paling cocok untuk Agus, seorang pekerja bangunan di sekitar Unmul. Saat demonstran meneriakkan aspirasi mereka, Agus dan seorang temannya lebih memilih memancing di kolam Unmul. Alasannya, untuk melihat aksi demo mahasiswa sekaligus menyalurkan hobi sepuulang bekerja. Ia mengaku, ikan yang di dapat nantinya akan dikonsumsi sebagai lauk makan malam. Ia juga mengaku tak merasa terganggu terhadap aksi yang dilakukan demonstran tersebut. “Selama mereka nggak ganggu saya, ya nggak apa-apa..” ujarnya.(Mr.SA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun