Mohon tunggu...
M.Solihin
M.Solihin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rendahnya SDM Masyarakat NTB

25 April 2016   21:55 Diperbarui: 26 April 2016   00:50 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.google.com/search?q=gambar+sdm+ntb+yang+rendah&client=firefox-beta&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=fflb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiOoqLIq6rMAhVl6aYKHU3yCQIQ_AUIBygB&biw=1280&bih=635#imgrc=j6CVUKTX2n5lWM%3A

Pendidkan merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai alat untuk merubah suatu Negara yang lebih maju. Tetapi kini orientasi pendidikan berubah sebagai alat untuk mencari perkerjaan yang layak. Tujuan pendidikan yang sebagaimana dicetuskan oleh para tokoh pendidikan seperti Ki Hadjar Dewantara yaitu memanusiakan manunusia (humanistic), jarang sekali kita temukan di dalam dunia pendidikan. Pendidikan hari ini malah membentuk suatu kelas yang membuat peserta didik untuk berkompotisi untuk mencari yang terbaik di dalam satu sekloh itu.

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu perovinsi dari 33 provinsi yang ada di Indonesia dan menempati peringkat sumber daya manusia (SDM) ditingkat 32 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan yang ada di NTB masih jauh dari kata layak. Melihat fenomena anak- anak yang ada di setiap lampu merah yang meminta-minta untuk mendapatkan sesuap nasi untuk menyambung hidupnya itu sangat memperihatinkan, seharus pagi-pagi mereka pergi ke sekolah tetapi malah menggantikan orang tua mereka kerja.Selain itu juga banyak anak- anak yang putus sekolah ditingkat sekolah dasar, karena dari segi ekonomi orang tua, kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan, dan factor dari kemauan anak untuk besekolah.

Dari hasil penelitian pada tahun 2013 sekitar bulan Februari menurut data Dewan Anak Lombok Barat ada 113 anak yang tidak mengenyam pendidikan dikarenakan faktor ekonomi dan juga faktor keinginan untuk tidak bersekolah. (Baca: Dilematika Pendidikan di Wilayah Nusa Tenggara Barat). terlebih lagi pada tahun ini sudah mulai diselenggarakan ASEAN Community, dimana kita akan bersaing dengan Negara-negara maju di kawasan asia sedangkan NTB masih tertinggal dari segi SDM-nya di sekala nasional.

Dari segi SDM masyarakt NTB masih rendah tetapi dilihat dari segi wisata NTB masuk dalam koridor 5, sedangkan NTB belum menciptakaan SDA yang berkualitas. Hal ini akan mengakibatkan masyarakat NTB terpojokkan oleh masyarakat yang dari luar. Misalkan di peraya Lombok tengah didirikan bandara internasional Lombok (BIL), seharusnya sekitaran Lombok tengah didirikan sekolah penerbangan terlebih dahulu, supaya masyarakat Lombok tengah bisa bekerja disana. Melihat realita yang terjadi di Lombok tengah banyaknya kejadian seperti pembegalan dan perampokan itu karena masyarakat sekitar tidak memiliki perkerjaan dan lahan pertanian masyarakat yang tempat mencari sesuap nasi itu diamabil untuk membuat BIL tersebut.

Memamg di NTB berdiri sekolah- sekolah yang sifatnya kejuruan (SMK), dimana sekolah ini berorientasi, bahwa lulusan dari SMK ini begitu tamat akan mendapat pekerjaan sesuai dengan jurusan diambil di sekolah, tetapi buktinya Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat, jumlah pengangguran pada Agustus 2015 sebanyak 128.376 orang. Angka ini bertambah sekitar 8.250 orang jika dibandingkan Februari 2015.“Bila dibandingkan dengan Agustus 2014, angkanya bertambah 666 orang,” ungkap Kepala BPS NTB Wahyuddin.Parahnya lagi, mayoritas pengangguran adalah lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Dengan menempati posisi tertinggi sebesar 10,90 persen, disusul SMA sebesar 9,16 persen. Sedangkan TPT terendah terdapat di tingkat SD sebesar 2,72 persen. (Baca: Pengangguran Didominasi Lulusan SMK)

Banyak anak-anak dan pemuda yang tidak melanjutkan pendidikan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, disebabkan karena factor ekonomi. Melihat dari upah minimum regional (UMR) NTB berbeda jauh dari pembiayaan pendidikan, dimana UMR masyarakat NTB berkisar 1.5 juta sedangkan biaya pendidikan berkisar 2.0 juta. Hal inilah yang membuat masyarakat tidak mampu membiayai anak-anaknya untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun