Mohon tunggu...
M.Solihin
M.Solihin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Sasak Lupa Bahasanya

4 April 2016   22:41 Diperbarui: 4 April 2016   23:03 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Pulau  lombok  merupakan pulau yang berada di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pulau Lombok terdiriri dari beberapa kabupaten diantaranya; kabupaten Lombok timur, Lombok tengah, Lombok barat, Lombok utara dan kota mataram. Masing-masing kabupaten itu memiliki budaya yang berbeda-beda. Tapi Pulau Lombok memiliki julukan budaya yaitu budaya sasak. Dengan pengaruh budaya-budaya barat kini budaya sask sudah mulai mengendor atau sudah mulai terkikis sedikit demi sedit. Seharusnya hal ini secepatnya diatasi oleh pemerintah setempat agar budya-budaya sasak ini tetap dilestarikan. Budaya merupakan salah satu kekayaan yang harus dijaga dan dirawat dengan baik.

Kearifan lokal budaya sasak kini sudah banyak terlupakan misalnya dalam segi bahasa sasak yang asli sudah tidak ada lagi yang didengar dalam masyarakat. Hal ini disebabkan tidak adanya mata pelajaran bahasa daerah disetiap jenjang pendidikan. Ini seharusnya sebagai evaluasi pemerintah daerah. Karena daerah yang maju itu tidak akan lupa tentang jati diri di daerahnya. Rasa cinta terhadap daerah yang disertai dengan keteguhan komitmen untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai dan budaya yang terkandung di daerah tersebut. Dengan begitu seseorang pasti akan termotivasi untuk melakukan suatu hal yang dianggap bisa membawa suatu daerahnya ke arah yang lebih baik 

Dalam menjaga budaya bukan hanya memelihara dan menjalankannya saja tetapi harus dimasukan kedalam satuan pendidikan atau dijadikan sebagai mata pelajaran ditingkat sekolah-sekolah yang ada dipulau Lombok, sehingga budaya khususnya bahasa sasak yang asli tidak akan hilang dari masyarakat sasak. Hal itu lah yang akan menjadikan budaya sasak akan terus terlestarikan dan berkembang. Dengan dijadikannya sebagi mata pelajaran akan  mengajarkan peserta didik untuk selalu dekat dengan situasi konkrit yang mereka hadapi sehari-hari. Dengan kata lain model pendidikan ini  mengajak kepada kita semua untuk selalu dekat dan menjaga keadaan sekitar yang bersifat nilai yang berada di dalam lokal masayarakat tersebut.

Pendidikan kearifan lokal sudah diterapkan dari dulu ditingkat pendidikan SD ,tetapi muatan dari mata pelajaran itu hanya mengacu pada bergambar dan siswa diberikan tugas membuat sebuah produk yaitu sapu lidi. Guru yang mengajar di mata pelajaran tersebut tidak ada keseriusan bahkan tidak paham terhadap bahasa sasak yang sesungguhnya sehingga membirikan siswa-siswa gambar bebek dan gunung. Sebenarnya yang diberikan kepada siswa itu kondisi nyata yang ada di sekitar dan phenomena dalam bermasyarakat. Pendidikan muatan lokal ini hanya diberikan dijenjang pendidikan SD dan SMP sederajat. Sedangkan di tingkatan SMA sederjat sudah tidak ada lagi.

Bahasa sasak saat ini menjadi bahasa asing bagi masyarat sasak itu sendiri, jangankan anak kecil bahkan yang tua pun masyarat tidak mengerti tentang bahasa sasak. Untuk ini lebih diseriuskan kembali oleh pemerintah daerah untuk memasukkan mata pelajaran bahasa daerah ini ke setiap jenjang pendidikan, agar generasi selanjutnya tidak asing lagi mendengar bahasanya sendiri. Orang-orang sasak tidak lagi mengenal bahasanya yang sejati, memang masih ada orang paham dan bisa bahasa sasak yang halus tetapi itu bisa dihitung dengan jari saja.

Percuma saja mempelajari bahasa orang-orang barat yang tidak dikenal jika melupakan bahasa sendiri. Lupa dengan bahasa sendiri sama halnya lupa dengan jati diri sendiri. Bahasa asing yang bukan bahasa masyarakat sasak itu hampir setengah dari penduduk sasak yang mengerti dan paham tetapi bahasanya sendiri dilupakan. Memang belajar bahasa asing itu sangat perlu, agar kita bisa bekomunikasi dan berintraksi dengan orang-orang asing yang berkunjung kedaerah pulau Lombok ini. Tetapi jangan pula bahasa kita sendiri kita kesampingkan. Karena bahasa ini adalah pembeda bagi setiap daerah dan itu membuat pulau Lombok menjadi unik dan memikat selain dari budaya-budaya yang ada di daerah pulau Lombok ini.

Menurut Gubernur NTB, pengembangan pendidikan dan karakter bangsa tidak cukup dengan memberikan porsi yang besar pada aspek kecerdasan akademik semata, melainkan perlunya pemberian alokasi dan porsi yang seimbang tentang kurikulum pendidikan yang berwawasan pembinaan kepribadian, antara lain, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan Bahasa Indonesia, pendidikan bahasa daerah dan  pelajaran muatan lokal lainnya, terutama yang berkaitan langsung dengan pembangunan sikap mental dan prilaku serta nilai-nilai moral dan adat setempat.

Melihat pandangan yang dikeluarkan oleh Gubenur NTB, itu perlu dikembangkan dan dijalankan pulau Lombok ini agar bahasa daerah tidak tekesan menjadi sebuah dongeng di kemudian hari bagi anak cucu masyarakat sasak. Dan pendidkan bahasa daerah itu seharusnya diperkuat dengan aturan-aturan perundang-undangan sebagai dasar menjalakannya. Seperti semboyan Negara Indonesia “ Bhineka Tunggai Ika” yang maksud dari semboyan tersebut adalah walaupun kita berasal dari suku yang berbeda serta budaya yang berbeda pula, akan tetapi kita memiliki satu kesatuan yaitu Indonesia. Walaupun bahasa yang digunakan di Indonesia ini beragam banyak tetapi nanti kita disatukan dengan bahasa Indonesia.

Hal yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menjaga dan melastarikan bahasa daerah penulis memberikan saran atau solusi untu mengantisipasi hilangnya budaya bahasa sasak yakni:

1.      Menerapkan atau menjadikan bahasa daerah sebagai mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan dari SD sampai Perguruan Tinggi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun