Di malam hari yang sunyi, dan semua orang terlelap dengan mimpi indahnya. Aku mendengar suara merdu dari sebelah kamarku. Suara itu dari sosok lelaki tua bertongkat dan berwajah seri. Suaranya tidak nyaring namun menyentuh hati bagi pendengarnya.
Setiap hari aku mendengar suara itu, lantunan ayat  suci yang berisi berjuta harapan pada sang ilahi. Berisi permohonan atas musibah yang dialami. Hati ku senang mendengarnya, karena aku tahu beliau sedang baik-baik saja.
Namun aku malu ... melihat beliau yang tekun memegang tasbih dan kitab suci, sedang aku memegang kitab android hingga berjam-jam. Aku pun bangun mendirikan solat malam meski hanya satu rakaat dan tidur kembali. Sungguh tersimpu diri ini melihat belia. Namun aku tetap berusaha mengcopy paste perbuatannya.
Pada suatu hari, ketika aku duduk disampingnya menemani makan hingga selesai. Beliau berkata " nak... kamu yang rajin solat lima waktunya dan solat malam, disini aku selalu mendoakan dirimu, apapun cita-cita mu semoga mencapai derajat yang mulia" ujarnya. Â Aku pun senang dan sedih dalam hati mendengar wasiatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H