Salah satu tujuan pendidikan versi aliran perenialisme adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut dan abadi yang pernah ada dalam kebudayaan masa lampau dan dianggap ideal, agar anak didik dengan akalnya dapat menguasai apa yang dipelajari.
Adapun kedudukan anak didik merupakan subjek dalam proses belajar dan guru mendorong anak didik untuk membangkitkan potensi yang dimiliki oleh anak didik yang masih tersembunyi agar menjadi aktif dan nyata. Sedangkan posisi guru bagi aliran ini adalah seorang pengajar yang betul-betul menguasai ilmu yang diampunya sehingga dia dapat mengarahkan muridnya menuju kepada kebenaran. Karena ia adalah center of excellence.
Metode belajar dalam pandangan perenialisme adalah metode membaca dan diskusi. Karena dengan membaca buku karya para tokoh yang berpengaruh sebelumnya (The Great Books) siswa dapat mengetahui apa saja yang terjadi pada masa lampau serta memikirkan peristiwa yang terjadi dimasa lalu sebagai bahan pertimbangan untuk kehidupan masa sekarang.
Baca juga : Aliran Filsafat Perenialisme dan Konsep Dasar Serta Tokoh Filusufnya
Salah satu tokoh filsafat pendidikan perenialisme kontemporer adalah Robert M. Hutckins
- Robert Maynard Hutckins
Hutckins berpendapat bahwa tugas pendidikan ialah sebagai upaya untuk menjadikan manusia humanisme atau bisa dikatakan "memanusiakan manusia itu sendiri" (to improve man as man). Menurutnya, pendidikan mampu mengarahkan anak didiknya untuk memaksimalkan potensinya sebagai manusia dalam rangka mempelajari dan menerapkan nilai-nilai perenial.
Semoga bermanfaat sobat, jangan lupa dirate dan komen ya.
Sampai jumpa kembali ,,,, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H