Mohon tunggu...
Solihin
Solihin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Guru IPS

Sedang berusaha sebaik-baiknya || "Man Jadda Wajada"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Perenialisme

27 Mei 2020   11:57 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:22 6995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui Filsafat Pendidikan Perenialisme (unsplash/inaki del olmo)

Salah satu tujuan pendidikan versi aliran perenialisme adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut dan abadi yang pernah ada dalam kebudayaan masa lampau dan dianggap ideal, agar anak didik dengan akalnya dapat menguasai apa yang dipelajari.

Adapun kedudukan anak didik merupakan subjek dalam proses belajar dan guru mendorong anak didik untuk membangkitkan potensi yang dimiliki oleh anak didik yang masih tersembunyi agar menjadi aktif dan nyata. Sedangkan posisi guru bagi aliran ini adalah seorang pengajar yang betul-betul menguasai ilmu yang diampunya sehingga dia dapat mengarahkan muridnya menuju kepada kebenaran. Karena ia adalah center of excellence.

Metode belajar dalam pandangan perenialisme adalah metode membaca dan diskusi. Karena dengan membaca buku karya para tokoh yang berpengaruh sebelumnya (The Great Books) siswa dapat mengetahui apa saja yang terjadi pada masa lampau serta memikirkan peristiwa yang terjadi dimasa lalu sebagai bahan pertimbangan untuk kehidupan masa sekarang.

Baca juga : Aliran Filsafat Perenialisme dan Konsep Dasar Serta Tokoh Filusufnya

Salah satu tokoh filsafat pendidikan perenialisme kontemporer adalah Robert M. Hutckins

  • Robert Maynard Hutckins

Hutckins berpendapat bahwa tugas pendidikan ialah sebagai upaya untuk menjadikan manusia humanisme atau bisa dikatakan "memanusiakan manusia itu sendiri" (to improve man as man). Menurutnya, pendidikan mampu mengarahkan anak didiknya untuk memaksimalkan potensinya sebagai manusia dalam rangka mempelajari dan menerapkan nilai-nilai perenial.

Semoga bermanfaat sobat, jangan lupa dirate dan komen ya.

Sampai jumpa kembali ,,,, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun