Mohon tunggu...
Solihin
Solihin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Guru IPS

Sedang berusaha sebaik-baiknya || "Man Jadda Wajada"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Filsafat Eksistensialisme dalam Pendidikan

6 Mei 2020   23:07 Diperbarui: 8 Juni 2021   16:00 12375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.  Halo sobat reader.

Senang bisa berbagi tulisan kembali dengan tema yang berbeda. Pada  kali ini saya mau berbagi tentang Filsafat Eksistensialisme dalam Pendidikan. Untuk lebih jelasnya. Yuk baca hingga selesai.selamat membaca. 

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Kata Eksistensialisme diambil dari kata eksistensi yang terdiri dari dua kata yaitu eks yang artinya keluar dan sistensi yang berarti berdiri, atau timbul.  Secara bahasa eksistensi ialah membahas tentang keberadaan manusia yang berdiri sendiri atau tanpa paksaan orang lain.

Baca juga : Mereflekasikan Teori Eksistensialisme Jean Paul Sartre dengan Pendekatan Pemikiran Islam

Sedangkan secara istilah, Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa manusia sadar terhadap keberadaannya sendiri bahwa setiap manusia bebas dalam bertindak, menciptakan, memilih secara tanggung jawab. 

Eksistensialisme salah satu aliran filsafat  yang menyakini bahwa kebenaran ada pada kebebasan dirinya dan menolak untuk mengikuti aliran, kepercayaan, serta sistem. Sehingga, menurut Eksistensialisme kebenaran itu bersifat relatif yang dapat berubah pada lain waktu. Karena setiap individu bebas memilih apa yang menurutnya benar.

Dalam aliran eksistensialisme setiap individu didorong untuk mengembangkan segala kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dirinya.   Aliran ini juga memberikan bekal pengalaman yang  luas juga komprehensif dalam segala bidang kehidupan.

Tujuan filsafat eksistensialisme dalam pendidikan ialah menjadikan sekolah sebagai tempat yang memberikan kebebasan serta tidak mengekang dan membelenggu keinginan atau kebutuhan siswa. 

Baca juga : Pelajaran Eksistensialisme dari Qoheleth: Berdansa di Tengah Keabsurdan Hidup

Kedudukan guru dalam aliran ini sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam proses belajar. Yang dimana kurikulum yang dirancang berpusat pada anak dan individualistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun