Mohon tunggu...
SOLIHAH SR
SOLIHAH SR Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAI Latifah Mubarokiyah

My hobby is listening to the music

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kekuatan Doa, Membangun Komunikasi dengan Sang Pencipta

3 Oktober 2024   02:05 Diperbarui: 3 Oktober 2024   02:12 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapapun pernah berdoa, namun pertanyaannya apakah doa kita sudah terjawab?

Berbagai cara orang melakukan sesuatu untuk meraih Impian, apakah melalui kerja keras, banting tulang, sungguh-sungguh, hingga kurang tidur dan telat makan demi meraih yang dicita-citakannya. Banyak pula diantara mereka melakukannya hingga putus asa bahkan sampai bunuh diri karena impiannya tak kunjung diraihnya.

Orang bilang bahwa  hidup ini adalah masalah. Pernyataan tersebut ada benarnya. Karena jika kita renungi  hamper disetiap sisi kehidupan selalu ada saja. Yang kekurangan harta, yang menumpuk utang, yang anaknya bandel, yang di PHK dari pekerjaannya, yang usahanya bangkrut, rumah tangganya carut marut dan sebagainya.

Upaya untuk meminimalisir masalah tersebut selalu dilakukan, namun ada satu hal yang dilupakannya yakni menjalin komunikasi dengan Sang Pencipta yakni do'a.

Dalam doa, ada satu kekuatan yang luar biasa diluar kemampuan manusia. Doa sebagai senjatanya orang-orang yang meyakini adanya Tuhan. Doa pula sebagai tempat bersandar dari berbagai masalah. Hanya dengan do'a hidup ini dapat dirubah dari takdirNya.

Banyak firman Allah yang memerintahkan hamba-Nya untuk selalu berdoa, salah satu diantaranya:

"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Perintah yang sangat jelas, bahwa manusia tinggal meminta kepada Allah tanpa harus berfikir Panjang. Berkaitan dengan takdir kehidupan semuanya sudah diatur tanpa campur tangan manusia

Adapun kewajiban berusaha hanya untuk menepis sifat malas manusia dari sifat buruknya, sebagaimana  Allah menggambarkan sifat buruk manusia seperti ayat berikut ini:

() ()

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun