Mohon tunggu...
soleman montori
soleman montori Mohon Tunggu... -

Soleman Montori

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Perseteruan Langka Tahun Ini: e-Budgeting Ahok Vs e-Ketahuan Lulung

10 Maret 2015   15:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:51 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: SOLEMAN MONTORI

Siapa yang tidak kenal Ahok dan Lulung. Keduanya sama-sama ngetop dan sama-sama jadi trending topik. Ahok yang berpendirian teguh dan Lulung yang bengal sama-sama ngetop di twitter. Di media sosial, nama mereka menjadi bahan perbincangan. Ahok diperbincangkan karena dianggap berani mengungkap dugaan anggaran siluman di DPRD DKI Jakarta. Sedangkan Abraham ‘Lulung’ Lunggana jadi bahan bully dan olok-olokan nitizen di medsos karena menyebut Uninterruptible Power Supply (UPS) sebagai Universal Serial Bus (USB)."Kalau orang kecapean bisa salah ngomong. Saya tiga kali cape dan itu lahirkan fakta psikologi saya ucapkan UPS jadi USB," kata Lulung membela diri.

Perseteruan Ahok dan Lulung benar-benar langka. Ahok jadi trending topik karena memusuhi koruptor. Sedangkan Lulung jadi trending topik karena terkesan membela dalang anggaran siluman. Lulung cum suis seharusnya mengawasi Ahok, tapi yang terjadi justru Ahok mengawasi Lulung cs di DPRD DKI.

Keduanya benar-benar sosok yang langka. Kepala mereka sepertinya sulit dimasuki nasehat orang lain. Keduanya tak menyadari kalau telah berbuat salah. Malah saling menasihati agar tidak berbuat salah. Misalnya Lulung menasihati Ahok dengan sebuah pantun, "Es kemong pakai roti, Ahok kalau ngomong ati-ati."

Sebaliknya Ahok memuji dan mengaku gembira melihat rivalnya, Lulung, yang tiba-tiba terkenal di medsos. “Gila Lulung ngetop jadi trending topik, puji Ahok sambil tersenyum,”Senang dong haji Lulung ngetop.”

Berani marah merupakan kelebihan Ahok dan Lulung. Marah sepertinya merupakan sifat alami kedua tokoh yang kontroversial ini. Marahnya Ahok bukan karena memusuhi Lulung, tapi Ahok marah karenaDPRD DKI tidak setuju e-budgeting. Lulung csmenghendaki sistem APBD non e-budgeting yang berpotensi terjadinya kongkalikong (intrigue).

Marahya Ahok agak berbeda dengan Lulung. Kemarahan Lulung cenderung berisi kebencian pada Ahok yang menentang manajemen tertutup di DPRD DKI Jakarta. Lulung marah jika sistem yang sudah aman (menurutnya) di DPRD diobok-obok oleh Ahok. Lulung pernah menyebut Ahok gila dan meminta Ahok agar memeriksa kejiwaannya; yang paling keras, Lulung mengatakan bahwa Ahok harus dibinasakan jabatannya dari kursi gubernur. “Kalau kita bicara pak Ahok ada dua hal, yang satu prestasi dan satu lagi perilaku, silahkan nilai sendiri,” ujar Lulung.

Meski keduanya berbeda dalam banyak hal, namun Ahok mengaku memiliki hubungan baik dengan Lulung. Saat mengetahui jabatannya sebagai gubernur akan dibinasakan oleh Lulung, Ahok mengatakan bahwa Lulung adalah orang bego (stupid) yang tidak mengerti konstitusi.

Walaupun hubungan Ahok dan Lulung seperti kucing dan tikus, namun keduanya bisa saling berangkulan, cipika-cipiki (cium pipi kanan, cium pipi kiri), berjabat tangan dan melempar senyum ke publik untuk memperlihatkan bahwa hubungan keduanya baik-baik saja.Nampaknya keduanya menikmati luapan emosi layaknya seorang aktor film laga yang profesional, yang mempermainkan emosi penontonnya.

Tanggal 9 Maret 2015, Lulung terkejut dan tampak sedih saat diberi tahu bahwa Ahok sakit. “Semoga cepat sehatlah. Dia itu baik, kok,” ujar Lulung. Lulung minta agar Ahok menjaga kesehatan, tetap bugar, tidak memikirkan polemik dan tidak terlalu forsir dalam bekerja. "Jangan terlalu stres karena kita masih menghadapi masalah besar, APBD belum selesai…," pesan Lulung, “Kita doain beliau cepat sembuh.”

Ahok dan Lulung adalah simbol orang yang tak mudah digertak dan dikalahkan. Keduanya sama-sama tidak mau disebut sebagai orang bermental bawahan (inferior). Pro kontra APBD e-budgeting dan non e-bugeting membuat perseteruan keduanya makin tajam. APBD e-budgeting dimaksudkan oleh Ahok untuk mencegah masuknya anggaran siluman. Sedangkan Lulung mewakili kogelanya di DPRD DKI tidak setuju. Mungkin Lulung beranggapan nanti anggaran silumannya ketahuan.

Perseteruan keduanya ikut melibatkan emosi masyarakat. Lulung menjadi sasaran bully nitizen dengan berbagai cuitan yang menyudutkannya. Berbagai cuitan mencibir itu tak dibalasnya, karena menurutnya ia tak paham cara menggunakan media sosial Twitter. Lulung mengaku tidak memiliki WhatsApp dan Twitter. Ini artinya Lulung ketahuan gagap menggunakan produk teknologi. Lulung juga ketahuan pernah diminta istrinya agar berhenti mempertahankan pendapatnya tentang APBD tanpa e-budgeting. "Istri saya menangis dan meminta agar saya berhenti berkukuh soal APBD, tapi saya bilang, ini soal penegakan hukum," kata Lulung.

Antara Ahok dan Lulung terdapat banyak kesamaan. Antara lain sama-sama temperamental, sama-samabicara tanpa beban, sama-sama ngamuk, sama-sama tidak mau kalah bicara, dan lidah keduanya sama-sama tajam. Keduanya ibarat udang dan kepiting bila dibakar sama-sama marah e merah. Contohnya, saat mediasi dengan Kemendagri, Ahok yang meminta Walikota Jakarta Barat, Anas Effendi, untuk bercerita tentang UPS, langsung dicela oleh Lulung beberapa kali, sehingga muncul keributan dan disertai caci maki yang berbau sara.

Keduanya adalah contoh nyata perseteruan vulgar di republik ini. Ahok tidak takut mati dan jabatannya sebagai gubernur siap dilepas, sedangkan Lulung belum berani. Ahok melaporkan DPRD DKI atas dugaan anggaran siluman ke KPK dan BPK, sedangkan Lunggana dan koleganya di DPRD membatalkan laporan dugaan suap oleh Sekda DKI sebesar Rp12,7 triliun. Menurut Lulung, dugaan penyuapan senilai Rp 12,7 triliun masih sebatas upaya, tapi belum terjadi. Lagi-lagi Lulung ketahuan karena semula kawan-kawannya di DPRD dan termasuk Lulungsendiri begitu yakin bahwa penyuapan senilai Rp 12,7 triliun benar-benar nyata terjadi, yang diberikan langsung oleh Sekda kepada ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi, kata Lulung beberapa waktu lalu. Ini artinya Lulung cs ketahuan lagi membohongi publik.

Mengapa DPRD DKI membatalkan laporan ke Bareskim Polri? Apa takut? Menurut Lulung saat mediasi, ada pejabat di SKPD tertekan oleh sikap Ahok. Namun pernyataan Lulung dibantah oleh Kadis Pendidikan DKI Jakarta, Arie Budhiman. Menurut Budhiman, pihak yang menuduh pejabat di SKPD tertekan justru lebih berpotensi mendapat tekanan.

Penggunaan e-budgeting menurut Ahok akan membuat program dan kegiatan yang tertata di APBD jelas, sehingga semuanya terbuka dan ketahuan. Nampaknya Ahok merasa yakin bahwa e-budgeting akan jalan baik jika tidak dihambat oleh e-ketahuan.

Ahok menghendaki agar semua program di SKPD di jajaran pemerintah provinsi DKI Jakarta diawasi oleh DPRD DKI dengan baik. Ahok mencontohkan jika satu baut tidak ada, DPRD boleh berteriak; jika pekerjaan kurangsatu centimeter, DPRD boleh berteriak. “Itu yang saya harapkan. Jadi akhirnya fungsi pengawasan DPRD jalan,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat 6 Maret 2015.

Ahok adalah sosok yang tidak lupa dengan cita-cita perjuangannya, yaitu mengembalikan arah sistem yang berbelok arah, memperbaiki kultur birokrasi yang masih diselimuti korupsi, dan menyadarkan mindset figur yang masih berlumuran korupsi.

Ahok marah kepada DPRD DKI Jakarta yang seharusnya mengawasi dirinya dan SKPD, tapi justru yang terjadi adalah dirinya mengawasi DPRD DKI. Ahok menilai jika DPRD DKI tetap memaksakan diri untuk menyelipkan anggaran siluman 12,1 trilun ke APBD, berarti DPRD sangat cerdik mengingkari janji untuk membuat rakyat DKI sejahtera. Hal inilah yang membuat Ahok dan Lulung selalu bersitegang. Ahok berharap agar akal DPRD menjadi sehat. Namun Lulung menganggap permintaan Ahok tidak masuk akal. Mungkin yang dimakksud masuk akal oleh Lulung adalah APBD DKI yang sedang tersandra?***

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun