Mohon tunggu...
soleman montori
soleman montori Mohon Tunggu... -

Soleman Montori

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Duel Sengit Calon RI1-RI2

31 Mei 2014   00:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:55 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DUEL SENGIT CALON RI1RI2 :

INDONESIA MACAN ASIA VERSUSINDONESIA HEBAT

Oleh: Soleman Montori

Duel duet capres/cawapres Jokowi-JK versus Prabowo-Hatta menjadi perbincangan menarik di ranah publik. Kedua kandidat sama-samamengusung isu pro rakyat dan perubahan; sama-sama unggul dalam reputasi dan integritas; juga sama-sama unggul dalam karisma dan vitalitas. Visi dan Misi keduanya relatif sama. Prabowo berjanji menjadikan Indonesia macan Asia. Jokowi berkomitmen menjadikan Indonesia hebat melalui revolusi mental.

Keputusan Jokowi dan Prabowo maju dan bertarung dalam bursa pencalonan pilpres menjadi buah bibir dan perbincangan yang hangat. Menjelang pilpres 9 Juli 2014, nama mereka begitu populer di tengah masyarakat, membuat iklim dan suhu politik makin panas. Dukungan yang begitu kuat dari akar rumput kepada Jokowi melahirkan istilah Projo, yang merupakan singkatan dari Pro Jokowi. Sedangkan arus dukungan untuk Prabowo-Rajasa memunculkan istilah Praja, yang merupakan singkatan dari Prabowo-Rajasa.

Dukungan untuk Praja lebih banyak datang dari elit parpol. Sedangkan dukungan untuk Jokowi-JK lebih banyak datang dari akar rumput (grass root). Elektabilitas Jokowi dan Prabowo membuat capres potensial seperti ARB, Surya Paloh, Wiranto, Mahfud MD, Raden Haji Oma (Rhoma) Irama menjadi bagian pendukung keduanya. Dapat dikatakan, pertarungan Jokowi-JKversus Prabowo-Hatta, adalah pertarungan elit parpol versus kerja sama rakyat. Duel keduanya benar-benar sengit dan ketat, sehingga mengalahkan berita lainnya.

Jokowi menyebut kata kerja sama untuk 5 (lima) parpol yang mengusungnya. Berbeda dengan Prabowo, ia menyebut koalisi untuk 6 (enam) parpol yang mengusungnya. Menurut sejumlah pendukung Jokowi-JK, kata kerja sama dimaksudkan agar pemimpin tidak berjarak dengan rakyat. “Jokowi tidak hanya berpikir untuk rakyat, tapi bersama rakyat,” kata Aria Bima.

Elektabilitas pasangan Jokowi-JK dan Prabowo-Hattasangat menarik untuk diketahui. Elektabilitas JK memiliki kontribusi positif terhadap Jokowi; artinya elektabilitas Jokowi-JK saling bersenyawa. Sedangkan elektabilitas duet Prabowo-Hatta lebih banyak dipengaruhi oleh elektabilitas Prabowo. “Prabowo dipasangkan dengan cawapres mana pun, tetap elektabilitas Prabowo yang tinggi,” kata Hanta Yuda.

Faktor lain yang mempengaruhi elektabilitas Jokowi dan Prabowo adalah behavior. Klaim bahwa salah satu keunggulan Prabowo adalah tegas tidak direspons dengan baik oleh rakyat. Di mata sebagian rakyat, Prabowo bukan tegas, tapi temperamental, sehingga menjadi kekhawatiran bagi sebagian rakyat. Namun Fadli Zon tidak sependapat jika sikap tegas Prabowo dinilai sebagai tindakan emosional dan arrogant.

“Jokowi adalah pemimpin yang tidak tegas,” kata Fadli Zon. Namun tuduhan Fadli Zon dibantah oleh pendukung Jokowi. Kerja sama tanpa syarat adalah salah satu sikap tegas Jokowi. Ini artinya Jokowi lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan elit parpol pengusungnya, kata sejumlah pendukung Jokowi.

Perbedaan lainantara Jokowi dan Prabowo adalah dalam hal mengelola kepemimpinan diri. Bangsa Indonesia memiliki ibu negara jika Jokowi yang terpilih. Tapi jika yang terpilih sebagai presiden pada 9 Juli 2014 adalah Prabowo, bangsa Indonesia tidak memiliki ibu negara. Hal ini menurut Sutan Bhatoegana merupakan salah satu kekurangan Prabowo. “Pemimpin harus bisa memimpin keluarganya. Seorang laki-laki akan sukses kalau didampingi wanita yang kuat,” ujar Sutan Bhatoegana.

Berbeda dengan Prabowo, fisik dan bahasa tubuh Jokowi tidak menunjukan ia sebagai pemimpin yang berkarakter kuat. Hal ini oleh pendukung Prabowo dinilai sebagai kelemahan Jokowi. Namun Jokowi mampu mengubahnya menjadi kekuatan. Ia rajin blusukan ketika masyarakat menilainya ndeso (kampungan/ketinggalan zaman); mengumpulkan informasi berlimpah dari rakyat ketika ia dinilai suka jalan-jalan; ia membenahi kesemerawutan Pluit, Rio-Rio dan Tanah Abang ketika rakyat memintanya untuk menunjukan prestasi di Jakarta; ia menjawabblusukannya tanpadana ketika ada pihak yang menuduh bahwa dana blusukannya mencapai puluhan milyard; semua tuduhan yang menyudutkannya ia respons dengan senyum ramah dan kalimat yang santun.

Jokowi merupakan capres yang memiliki kekuatan langka, di antaranya ia mampu memberdayakan wakilnya (Ahok). Karena diberdayakan, Ahok menunjukkan kelasnya dan terkenal, namun Jokowi tidak merasa terancam, tetapi justru merasa semakin nyaman. Jokowi merasa bersyukur dengankehebatan Ahok sebagai wakil gubernurnya. Kemungkinan hal yang sama akan dilakukan oleh Jokowi terhadap Jusuf Kalla sebagai cawapresnya.

Mengapa elektabilitas Jokowi dan Prabowo lebih unggul dari capres lainnya, karena keduanya dinilai memiliki track record yang relatif baik dan sepi dari isu korupsi. Rakyat tidak meragukan kredibilitas keduanya untuk memberantas korupsi, namun dari beberapa gerbong partai pengusung terdapat sejumlah kader yang anti KPK. Misalnya Fahri Hamzah dari PKS dan Ahmad Yani dari PPP, keduanya cukup lantang menyuarakan dan menyoroti kinerja KPK dalam memberantas korupsi. Fahri Hamzah dalam berbagai pertemuan menginginkan agar pemberantasan korupsi tidak ditangani oleh KPK, tapi ditangani langsung oleh Presiden.

Duet pasangan capres/cawapres Prabowo-Hatta saling melengkapi. SifatPrabowo yang tegas dan sifat Hatta yang cermat dalam pengambilan keputusan dan sarat pengalaman kemungkinan akan menghasilkan pemerintah yang kuat. Namun kelemahannya, Prabowo merupakan sosok yang keras. Bisakah Hatta Rajasa mengendalikan sifat Prabowo yang menggebu-gebu?

Sedangkan Jokowi-JK adalah pasangan capres/cawapres yang merupakan kombinasi antara tua-muda dan saling bersenyawa. Franky Sibarani, ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan bahwa dunia usaha melihat pasangan Jokowi-JK sebagai pasangan yang ideal dan memiliki kombinasi lengkap.

Di bidang ekonomi, Jokowi dan Prabowo memiliki konsep yang relatif sama. Prabowo menyebutnya Indonesia macan Asia. Sedangkan Jokowi menyebutnya Indonesia hebat. Konsep ekonomi Jokowi-JK mengarah pada konsep Trisakti Bung Karno, yang difokuskan pada kemandirian ekonomi dan pembangunan martabat bangsa melalui revolusi mental. Sedangkan konsep ekonomi Prabowo didasarkan pada hasil pemikiran Mohammad Hatta, yaitu ekonomi berbasis pertanian dan koperasi, serta didasarkan pada pemikiran Soedjatmoko, yaitu tentang pentingnya dimensi manusia dalam pembangunan.

Meskipun konsep ekonomi Jokowi dan Prabowo relatif sama, tapi terdapat sejumlah perbedaan yang tajam. Konsep ekonomi Jokowi adalah kerakyatan yang tidak dimaknai sebagai nasionalisasi, namun Jokowi pernah menyerukan kontrol ketat terhadap impor dan investor asing. Sedangkan konsep ekonomi Prabowo adalah kerakyatan yang dimaknai sebagai nasionalisasi, maksudnya perusahaan asing di Indonesia akan dinasionalisasi, tapi ketika mendapat kritik, arti nasionalisasi yang dimaksudnya diluruskan.

Prabowo dan Hatta pun memiliki konsep pemikiran ekonomi yang berbeda. Prabowo menganut konsep ekonomi kerakyatan, sedangkan Hatta mengarah ke ekonomi liberal. Sepertinya konsep ekonomi keduanya sulit menyatu, karena konsep ekonomi Hatta Rajasa adalah persaingan liberal, sedangkan Prabowo Subianto menginginkan agar negara berperan kuat untuk perekonomian.

Lain halnya dengan Joko Widodo (Jokowi) sebagai representasi kaum muda yang dinilai kurang pengalaman di bidang ekonomi tertutupi oleh Jusuf Kalla (JK) yang syarat pengalaman. Relatif banyak keberhasilan yang dicapai JK saat menjadi wapres mendampingi SBY, baik di bidang ekonomi maupun sosial politik; antara lain sukses mengkonversi minyak tanah ke gas elpiji 3 kg; menyelesaikan konflik Aceh dan Poso.

Konsep ekonomi kerakyatan pasangan capres/cawapres Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta akan berhadapan dengan globalisasi ekonomi dunia dan para konglomerat Indonesia, yang hidupnya sangat tergantung pada kekuatan asing. Ini berarti kaum kapitalis adalah salah satu lawan nyata Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta di bidang ekonomi pada pilpres 9 Juli 2014.

Tantangan lainnya adalah mewujudnyatakan keinginan rakyat Indonesia yang beragam, namun secara umum rakyat tidak menginginkan capres/cawapres yang janjinya bombastis dan kalau dilaksanakan membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Mayoritas rakyat menghendaki capres/cawapres yang memiliki komitmen kuat memberantas korupsi, menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja, menghargai kebhinnekaan dan tidak memiliki kebencian terhadap hal yang berbau nasionalis, semua ini adalah warisan (legacy) yang berharga bagi bangsa Indonesia.

Elektabilitas yang tinggi, dukungan yang besar dan masif kepada Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta bukan berarti kedua pasangan capres/cawapres yang bersaing ketat ini sempurna. Janji dan harapan kedua pasangan ini akan menjadi kelemahan jika gagal diwujudnyatakan. Rakyat butuh pemimpin yang mau mendengar dan cepat bertindak untuk memenuhi kebutuhannya, antara lain: cukup pangan, cukup papan, sehat, damai dan pemimpin yang memiliki respons cepat terhadap keluhan umat yang terancam dan diancam dalam menjalankan ibadah.

Gunakan hak pilih dan pilihlah capres/cawapres sesuai hati nurani dan akal sehat. Siapa pun yang terpilih pada 9 Juli 2014 sebagai capres dan cawapres,entah Jokowi-JK atau Prabowo-Hatta, hendaknya mampu meredam kata-kata dramatis dan provokatif yang sering menjadi berita utama pada sejumlah media; menciptakan rasa aman; meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat menciptakan lapangan kerja ketimbang melakukan kebijakan yang bersifat almsgiving danprotectionist.***

Manado, 30 Mei 2014

Penulis,

Soleman Montori

Pemerhati masalah Sosial-Politik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun