Mutu merupakan konsep yang dinamis dan rumit, dan memiliki sejumlah pengertian yang berbeda. Ada yang memaknainya sebagai kesesuaian dengan kebutuhan; ada yang memahaminya untuk mencapai tujuan kurikulum (objective curriculum); ada yang mendefinisikannya sebagai keadaan dinamis yang diasosiasikan dengan produk, jasa, orang, dan proses yang menyamainya dan atau melebihi harapan; ada yang memahaminyasebagai kemampuan lembaga pendidikan/sekolah untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa; ada yang mengartikannya sebagai produk yang bernilai dan meningkatkan kewibawaan.
Pengertian mutu masih bersifat parsial jika hanya dimaknai sekedar mencapai tujuan kurikulum (objective curriculum), atau hanya diartikan sebagai kemampuan lembaga pendidikan/sekolah untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. Menurut penulis, mutu adalah unjuk kerja yang terlihat dalam praktik dengan hasil yang melebihi tuntutan dan harapan.
Jambelajar ditambah, penerapan disiplin ala militer, siswa diuji dengan berbagai tes, siswa diberi tambahan belajar melalui PR, adalah sejumlah upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tapi semua usaha yang dilakukan itu sepertinya sia-sia, karenamutu pendidikan tetap rendah. Adakah yang salah?Apakah karena kurikulum yang selalu berubah-ubah, distribusi guru yang tidak merata, metodelogi, atau karena sistem yang tidak pro mutu?
Mutu guru dan kualitas pendidikan yang rendah telah melahirkan banyakberita yang mengkritisi guru. Inovasi dan kreativitas, insentif dalam bentuk sertifikasi yang tidak berbanding lurus dengan mutu, profesionalisme dan kemampuan keahlian yang rendah, merupakan sejumlah Faktor utama yang menyebabkan menurunnya penghormatan terhadap profesi guru sesungguhnya adalah guru itu sendiri. Walaupun penghormatan terhadap guru tidak semeriah perayaan hari ulang tahunnya, namun harga diri dan wibawa guru masih disegani. Posisi guru masih tinggi dan terhormat, dan masih ada orang tua berterima kasih kepada guru bila anaknya dihajar dengan didikan ketika berbuat kurang ajar.
Profesi guru selain memiliki peran untuk menyiapkan masa depan anak bangsa, juga merupakan salah satu faktor penggerak perekonomian. Hasil riset pendidikan internasional terbaru yang dibuat oleh Economist Intelligence Unit untuk Pearsonmelaporkan bahwa kesuksesan sistem pendidikan di negara-negara Asia sepertiKorea Selatan, Singapura, dan Jepang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Tahukah guru bahwa profesinya walaupun banyak mendapat masukan dan kritikan, namun di mata masyarakat masih sangat terhormat dan disegani? Entahlah! Tapi yang pasti hanya sebagian guru yang menyadari bahwa eksistensinya dapat memberi warna dan arah dalam kehidupan masyarakat.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H