“Yogya, Yogya memang istimewa, istimewa negerinya, istimewa orangnya”. Begitulah salah satu lirik lagu yang sering kita dengar. Memang tidak salah Yogyakarta jika di sebut sebagai kota Istimewa yang kaya akan budaya, seni dan sastranya. Selain itu kota Yogyakarta ini juga terkenal sebagai kota yang masyur dengan kota pariwisata, mulai dari wisata alam sampai pusat-pusat kebudayaan seperti: Monumen 1 Maret, Meseum Vredeburg, dan keraton Yogyakarta. Selain terkenal dengan kota Kebudayaan dan pariwisata. Kota yang Istimewa ini juga mampu melahirkan para sastrawan, penyair, bahkan akademisi, karena itu Yogyakarta terkenal sampai ke pelosok nusantara dengan sebutan Kota pendidikan, maka tidak jarang bagi kaum muda dari seluruh penjuru nusantara yang baru lulus di pendidikan sekolah menengah Atas (SMA) untuk yakin memilih Yogyakarta sebagai pelabuhan untuk mencari ilmu sebagai jaminan masa depan yang lebih baik. Maka dari alasan tersebut seyogyanya kita sebagai orang yang cinta akan budaya dan cinta Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan, untuk selalu hidup rukun dan saling toleransi untuk bersama-sama menjaga kota ini, agar kota ini selalu kokoh dengan prinsipnya yaitu menjadi barometer atau patokan dalam berbudaya, untuk menuju Indonesia yang lebih baik dalam menebar keindahan dan menuai kerukunan.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka Dinas Sosial D.I. Yogyakarta bekerja sama dengan Kyai Kanjeng dan Caknun untuk melakasanakan kegiatan Ngaji bareng. Kegiatan tersebut disambut hangat dan baik oleh masyarakat sekitar Yogyakarta, terbukti meskipun gerimis turun Ribuan jamaah maiyah tampak bersemangat untuk berbondong mengisi tempat yang kosong untuk memadati kompleks halaman yang berlokasi di Jogja Expo Center (JEC) Senin (24/12). Acara tersebut di gelar oleh Dinas Sosial Provinsi D.I Yogyakarta dalam rangka untuk melakukan suatu pencerahan dan memberi pemahaman yang lebih mendalam tentang permasalahan-permasalahan yang sedang marak terjadi dalam masyarakat Yogyakarta. “jangan sampai nanti kota yang istimewa ini terjadi perpecahan, tawuran, dan tindak kekerasan. Karena kota ini merupakan patokan bagi negeri nusantara untuk hidup saling menghargai perbedaan, rukun, dan tidak saling menggangagu satu sama lain” Ujar Cak Nun.
Mungkin cak nun berkata seperti itu karena akhir-akhir ini di Yogyakarta ada oknum-oknum tertentu untuk membuat masyarakat Yogyakarta berpecah belah yang berpotensi memicu konflik berkepanjangan. Maka di akhir acara, pemerintah Provinsi D.I.Y (dalam hal ini Dinas Sosial) bersama Caknun dan Ulama’ dari Madura melakukan Do’a bersama untuk Yogyakarta. agar selalu di jaga oleh Allah S.W.T dari konfik yang dapat menimbulkan perpecahan, permusuhan, saling menyalahkan satu sama lain, hidup beragama tidak saling toleransi. Yang jika semua itu terjadi di Yogyakarta, maka bisa di katakan bahwa Indonesia untuk kedepannya menjadi Negeri yang Miskin akan moral dan tidak bisa menemukan jati dirinya lagi sebagai negeri yang terkenal akan budi luhurnya yang saling menghormati.
Kegiatan Ngaji bareng Caknun pun berakhir sekitar jam 01.00 WIB dan di akhiri Dengan acara bersalaman bareng masyarakat sekitar untuk lebih mengukuhkan tali persaudaran ^_^.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H