Tengah malam di pedesaan, terdengar suara binatang sejenis gaang, jangkrik dan gemuruh air mengalir mengisi kolam ikan di pinggir rumah. Suasana dengan tunggal raga manusia, tersisa seorang insan yang enggan memilih tidur sore hari demi berharap muncul solusi bertahan hidup di esok hari.
Seorang pria dengan tanggung jawab memberi nafkah untuk anak dan istri, merasa bingung apa yang harus dikerjakan esok hari untuk mendapatkan seonggok rejeki dalam memenuhi kebutuhan primer keluarga.
Melamun memang bukan solusi dalam hidup, tapi apalah daya bentuk ikhtiar pun belum tertulis dalam agenda haharian. Terbesit hutang dan beban keluarga dalam pikiran yang harus diselesaikan esok hari.
Dalam hati meyakinkan raga, bahwa tuhan akan memberi cobaan untuk hambanya tidak akan lebih dari kemampuannya. Ini berharap bahwa raga ini masih di dosis yang wajar saat coaan datang menerka.
Mempercepat masa gagal, ini memang sering di sampaikan dari orang yang terdahulu dalam menjalankan pahitnya pil kehidupan paska rumah tangga. Ini yang menjadi salah satu obat, sehingga hati dan pikiran sejenak tenang.
Namun, cita - cita memang sangat penting bagi kehidupan. Bukan lagi sebagai polisi dan pilot, namun melihat anak istri tersenyum bahagia itu yang diharapkan memang.
Berharap malam ini menjadi salah satu syare'at untuk menjadi jalan esok hari melangkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H