Mohon tunggu...
Soleech el-Thorsy
Soleech el-Thorsy Mohon Tunggu... -

Miskin Ide, Males Baca, namun berkeinginan luar biasa, semoga tercapai.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Polemik Plagiarisme dan Sosok Afi

3 Juni 2017   18:13 Diperbarui: 3 Juni 2017   18:47 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Belum lama ini, dunia media sosial digemparkan munculnya sosok gadis yang kerap menulis tajuk kebhinekaan dan kehawatirannya akan radikalisme yang sudah merajalela. Sosok wanita bernama "Afi" dari Banyuwangi tersebut mendadak terkenal dan menghiasai layar kaca dan media mainstream negeri ini. Melalui salah satu tulisannya bertajuk warisan seolah membuat banyak orang terlena dan mengapresiasi pemikiran gadis yang tergolong masih belia ini. 

Pro dan kontra pun kian datang, tak sedikit mengapresiasi keberaniannya untuk mengungapkan ide brilian dengan topik kecintaan atas tanah air dan kebenciannya terhadap radikalisme yang kian marak dan telah merasuki dunia pendidikan sebagaimana yang ia alami keseharian. Teror demi teror pun ia terima, namun semangat menyuarakan ide cemerlang untuk keutuhan negeri ini jangan pernah sirna dari sosok Afi, secara pribadi pun saya berkeinginan agar semangat ini mampu dicopy dan dikloning oleh seluruh generasi muda sehingga memunculkan afi-afi yang lain.

Popularitas yang cepat diraih kadang dibarengi dengan terpaan angin kencang yang meruntuhkannya. Kini dibalik kecemerlangan ide yang ditulis afi dalam akun medosnya ditengarahi merupakan ide dan karya orang lain. Dalam kultur akademik, etika mengutip memang telah diatur agar menghindarkan kita dari aktifitas plagiarisme. 

Bahkan lebih dari itu, swa plagiaraisme pun tidak diperkenankan, yang notabene adalah buah pemikiran kita sendiri dan kita munculkan dalam lain kesempatan dan lain tulisan. Pagar-pagar inilah yang telah menjadi prosedur baku bagi kaum akademisi di belahan negeri manapun. Namun, apakah salah jika seseorang memiliki kecenderungan dan pemikiran yang sama dengan kita? 

Bukan soal plagiarisme yang patut diperdebatkan, namun dari sekian banyak anak negeri ini yang memiliki pemikiran apik terhadap keutuhan negeri dan terpublish dengan jantan di media sosial yang dimiliki. Satu kata kunci, keberanian anak negeri menyampaikan apa yang diyakininya baik tentu perlu kita apresiasi setinggi mungkin. 

Kalau kita semua hanya diam menyikapi perkembangan yang hadir di sekeliling kita, entah apa nanti jadinya negeri ini. Pantang menyerah Afi? Lanjutkan karya goresan tintamu demi kemaslahatan negeri ini. Tetaplah berada di barisan NU. Hanya NU lah yang sejak dulu dan sampai kapan pun tak akan bengkok memihak idiologi lain selain Pancasila. Generasi muda semacam  Afi lah yang perlu digandakan di negeri ini. Bangkitlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun