Belum lama ini, dunia media sosial digemparkan munculnya sosok gadis yang kerap menulis tajuk kebhinekaan dan kehawatirannya akan radikalisme yang sudah merajalela. Sosok wanita bernama "Afi" dari Banyuwangi tersebut mendadak terkenal dan menghiasai layar kaca dan media mainstream negeri ini. Melalui salah satu tulisannya bertajuk warisan seolah membuat banyak orang terlena dan mengapresiasi pemikiran gadis yang tergolong masih belia ini.Â
Pro dan kontra pun kian datang, tak sedikit mengapresiasi keberaniannya untuk mengungapkan ide brilian dengan topik kecintaan atas tanah air dan kebenciannya terhadap radikalisme yang kian marak dan telah merasuki dunia pendidikan sebagaimana yang ia alami keseharian. Teror demi teror pun ia terima, namun semangat menyuarakan ide cemerlang untuk keutuhan negeri ini jangan pernah sirna dari sosok Afi, secara pribadi pun saya berkeinginan agar semangat ini mampu dicopy dan dikloning oleh seluruh generasi muda sehingga memunculkan afi-afi yang lain.
Popularitas yang cepat diraih kadang dibarengi dengan terpaan angin kencang yang meruntuhkannya. Kini dibalik kecemerlangan ide yang ditulis afi dalam akun medosnya ditengarahi merupakan ide dan karya orang lain. Dalam kultur akademik, etika mengutip memang telah diatur agar menghindarkan kita dari aktifitas plagiarisme.Â
Bahkan lebih dari itu, swa plagiaraisme pun tidak diperkenankan, yang notabene adalah buah pemikiran kita sendiri dan kita munculkan dalam lain kesempatan dan lain tulisan. Pagar-pagar inilah yang telah menjadi prosedur baku bagi kaum akademisi di belahan negeri manapun. Namun, apakah salah jika seseorang memiliki kecenderungan dan pemikiran yang sama dengan kita?Â
Bukan soal plagiarisme yang patut diperdebatkan, namun dari sekian banyak anak negeri ini yang memiliki pemikiran apik terhadap keutuhan negeri dan terpublish dengan jantan di media sosial yang dimiliki. Satu kata kunci, keberanian anak negeri menyampaikan apa yang diyakininya baik tentu perlu kita apresiasi setinggi mungkin.Â
Kalau kita semua hanya diam menyikapi perkembangan yang hadir di sekeliling kita, entah apa nanti jadinya negeri ini. Pantang menyerah Afi? Lanjutkan karya goresan tintamu demi kemaslahatan negeri ini. Tetaplah berada di barisan NU. Hanya NU lah yang sejak dulu dan sampai kapan pun tak akan bengkok memihak idiologi lain selain Pancasila. Generasi muda semacam  Afi lah yang perlu digandakan di negeri ini. Bangkitlah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H