menunggumu adalah menghitung tanggal-tanggal
pada kalender usang. kubiarkan matahari timbul
dan tenggelam sendirian, tanpa nafas pagi
atau bias senja di kaca jendela. semesta
lagi saling bermusuhan.
dan musim, aku tak mau ngobrol soal musim. ada jarakdi antara deras hujan dan semilir angin. ada kelakar
dari masa lalu yang melulu mampir, di mana tepian kemarau,
rintih cabang-cabang ranggas atau ratus cucakrawa
membisikkan kerinduan
yang leleh pada cangkir kaca
gerimis pertama.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!