Banyuwangi - Suasana perayaan Tahun Baru Imlek yang meriah mulai terasa, apalagi konsep acaranya akan dibuat sebuah Destinasi Wisata Kuliner bernuansa Chinese oleh pihak Panitia Festival Pecinan, tentu membawa rasa kebersamaan dan harapan baru bagi masyarakat Banyuwangi yang merayakannya.
Namun, untuk tahun ini ada rencana pemindahan lokasi Festival Pecinan dari yang semula bertempat di Jalan Ikan Gurami menuju arah Timur, direncanakan pindah ke kawasan Jalan Piere Tendean dan Jalan Imam Bonjol.
Hal tersebut, menjadi polemik bagi sejumlah masyarakat setempat khususnya bagi pemilik usaha seperti kios buah, toko, dan pedagang-pedagang kecil di lokasi tersebut.
Dalam forum pembahasan rencana pemindahan lokasi Festival Pecinan yang dilaksanakan di Kantor Kelurahan Karangrejo tersebut, dihadiri oleh Camat Banyuwangi H. Hartono, S.Sos., M.Si bersama Plt. Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi Muhammad Lutfi, S.Sos., M.Si serta para pemilik rumah/Toko/RT/RW di kawasan Pecinan Banyuwangi. Selasa, 30 Januari 2024.
Peter bersi keras melakukan penolakan dalam mewakili sejumlah warga yang merasa keberatan, atas rencana pemindahan lokasi Festival Pecinan tersebut. Menurutnya, dasar dan alasan rencana tersebut sangatlah tidak jelas.
"Jangan pakai alasan akan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Buktinya para pemilik toko, kios buah, dan para pedagang kecil di kawasan tersebut sangat merasa keberatan kok, karena sangat mengganggu aktivitas ekonomi mereka," ujar pria yang juga berprofesi sebagai Advokat tersebut.
Selain tanpa dasar dan alasan yang jelas, masyarakat juga menolak rencana pemindahan lokasi Festival Pecinan tersebut, karena dikhawatirkan akan menimbulkan dampak kemacetan kendaraan di sejumlah titik jalan akibat adanya Festival Tahunan tersebut.
Salah satu warga yang akrab disapa Efendi, juga menyampaikan pendapatnya dalam Forum Musyawarah Penataan Kawasan Pecinan II tersebut. Ia berharap kepada pihak pemerintah setempat agar tidak merubah-rubah kegiatan yang selama ini sudah berjalan dengan baik.
"Setiap daerah itu punya nilai sejarah atau filosofisnya masing-masing, maksud saya jangan merubah-rubah kegiatan Festival Pecinan yang selama ini sudah berjalan dengan baik, apalagi sampai mempecinankan kawasan-kawasan yang bukan pecinan" kata Efendi.