Mohon tunggu...
Abd. Malik Efendi
Abd. Malik Efendi Mohon Tunggu... Freelancer - Proletariat

Paralegal yang juga sebagai pegiat citizen jurnalism

Selanjutnya

Tutup

Trip

Sejarah Singkat Masjid Besar Baiturrahmah Dusun Mantren Desa Kabat dan Regenerasi Ketakmiran

28 Juni 2022   21:49 Diperbarui: 9 Juli 2022   22:32 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Arsip Masjid Besar Baiturrahmah Dusun Mantren Desa Kabat Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Kabat - Masjid Besar Baiturrahmah sudah ada sejak tahun 1905, yang berlokasi tepat pada titik koordinat Jl. Raya Jember No.256, Mantren, Kabat, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi pada saat ini. Kala itu kondisi masjid ini hanya sebatas bangunan kuno yang dirasa layak oleh masyarakat setempat untuk dijadikan sebagai tempat ibadah secara berjamaah dan masih belum mempunyai struktur ketakmiran.

Masjid Baiturrahmah memiliki luas tanah 750 m2, dan mempunyai luas bangunan 1.262 m2 dengan status tanah wakaf, dari Rafi'i. Sedangkan untuk alamatnya, masjid Baiturrahmah saat ini berada di RT 02 RW 02 Dusun Mantren Desa Kabat Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi.

Bermula dari hasil tanah wakaf itulah, Masjid  Baiturrahmah kemudian resmi didirikan pada Rabu, 15 Juni 1938 M / 16 Rabiul Tsani 1357 dan sekaligus pembentukan struktur ketakmiran, yang diprakarsai oleh Hapid / Ahmad Khoiri, atas usulan dari masyarakat.

Hingga beberapa tahun kemudian, seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan meningkatnya populasi jumlah masyarakat yang ada di Dusun Mantren, sejumlah tokoh agama, dan Takmir masjid berkeinginan untuk meningkatkan volume jamaah yang hadir di masjid Baiturrahmah, baik itu saat kegiatan sholat fardhu maupun kegiatan lainnya seperti peringatan ataupun perayaan hari besar Islam.

Karena mayoritas masyarakat setempat berprofesi sebagai petani, yang kesehariannya selalu berada di tengah sawah, sedangkan lokasi area pertanian masyarakat Dusun Mantren sendiri cukup jauh dari lokasi masjid dan pemukiman warga, menjadi penting sekali bagi sejumlah tokoh pemuka agama pada saat itu, untuk bertugas mengingatkan atau memberikan tanda bahwa telah datangnya waktu sholat.

Atas dasar pemikiran itulah, seluruh pemuka agama, tokoh masyarakat, pemuda dan masyarakat setempat kemudian bermusyawarah untuk melakukan pembangunan sebuah menara di sebelah selatan masjid. Agar supaya bisa membantu dan memudahkan para muadzin untuk bisa didengar suaranya oleh seluruh masyarakat terutama bagi yang saat bekerja ditengah sawah, ditandai dengan kumandang adzan sebagai panggilan kepada umat muslim untuk melaksanakan sholat fardhu, yang pada saat itu, masyarakat masih belum menjangkau teknologi pengeras suara.

Hingga pada akhirnya, guna memudahkan niat pembangunan menara masjid pertama di Dusun Mantren itu, Takmir masjid dan masyarakat membentuk struktur kepanitiaan agar bergerak melakukan pembangunan menara masjid untuk yang pertama kalinya di Dusun Mantren.

Ketua Takmir Pertama : 

Hapid / Ahmad Khoiri, merupakan warga asli Dusun Mantren yang pernah melakukan pembangunan menara pertama tersebut, yaitu sekitar pada tahun 1952-an, selain itu Hapid atau Ahmad Khoiri juga pernah melakukan renovasi masjid kurang lebih sekitar pada tahun 1970-an, saat masih menjabat sebagai Ketua Takmir Pertama Masjid Baiturrahmah.

Ketua Takmir Kedua :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun