Pesona destinasi wisata pantai di Kabupaten Lebak, khususnya wilayah bagian selatan tak usah diragukan keindahannya. Dari ujung barat sampai ujung timur, membentang garis pantai dengan seabreg keelokan panorama alamnya.
Pantai Talanca salah satunya, terletak di Desa Cilangkahan, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak. Jika mencoba searching di internet, bisa jadi kita tidak akan pernah menemukan seperti apa keindahannya. Padahal pada masanya di kawasan pantai dengan sebutan ‘Pantai Emas Beach’ ini, hotel yang terbilang elit berdiri. Hotelnya cukup unik, dengan bangunan empat lantai menjulang tinggi dihiasi batangan kayu kelapa disetiap dinding bangunan, dan dipucuk hotel terdapat sebuah ruangan besar yang menghadap ke muka laut dengan jaraknya sekira 50 meteran.
Hamparan pasir pantai membentang putih seakan tanpa batas ujung pandang mata. Sepanjang pinggir pantainya dirimbuni pohon pandan dan pepohonan pantai nan rindang, membuat para pelancong terkagum-kagum melihatnya. Diujung timur pantai ini terdapat peraduan air tawar dan laut dengan bukit kecil yang memisahkan dua jenis air berbeda rasa ini.
Sejak dibuka menjadi kawasan wisata tahun 1981 silam, pelancong dari luar negeri tak pernah sepi mengunjungi pantai ini, berjejer terlentang diantara hamparan pasir menikmati hangatnya mentari disetiap akhir pekan. Bahkan, di era 90-an musisi legendaris Iwan Fals pernah menginjakan kakinya di kawasan pantai yang pada saat itu masih dikelola sebuah perusahaan.
Tidak akan ada jalan Simpang-Talanca jika saja pantai talanca tidak pernah booming. Jalan sepanjang satu setengah kilometeran dengan lebar empat meteran itu merupakan hasil pembangunan perusahaan yang mengelola wisata pantai talanca. Kala itu, pihak perusahaan membebaskan lahan milik warga untuk membangun jalan yang dikanan kirinya ditanami pohon kelor yang merimbuni atas jalan. Sehingga, jika dimusim berbunga pohon kelor tampak lebih indah dengan bunganya yang berwarna ungu itu berjatuhan di atas jalan yang dilintasi para pengunjung seakan menyapa setiap yang mendatanginya.
Kini, semua itu hanya tinggal cerita. Entah mengapa sejak memasuki tahun 2000-an pihak perusahaan seakan enggan mengelola tempat wisata itu. Padahal masa kontrak Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan untuk mengelola wisata itu baru berakhir tahun 2011, sejak itu lahan bekas kawasan wisata itu terlantar menjadi lahan tidur. Pemerintah juga sepertinya tidak berkehendak mengambil alih untuk melanjutkan mengelola potensi wisata ini.
Sekarang tidak ada lagi taman bunga, tidak ada hotel, tidak ada galeri seni patung, tidak ada pelancong dari luar negeri. Yang tersisa hanya seonggok puing-puing bangunan hotel dan danau yang tak terpelihara. Keberadaan pantai emas beach itu seakan hanya sebuah cerita yang tak pernah nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H