Disusul protes para buruh yang merasa dipersulit dalam mendapatkan haknya setelah mencucurkan keringatnya bekerja siang malam yang malah mendapat kado pahit dengan diputusnya hubungan kerja. Belum lagi gerutu pengusaha lokal dengan modal pas-pasan yang nyaris gulung tikar karena invoic/tagihan untuk menggaji karyawannya tertahan hinga berbulan-bulan.
Pada akhirnya semua tak berdaya mengahdapi persoalan ini. Nasi sudah menjadi bubur yang mau tidak mau dan suka tidak suka harus ditelan. Kini tinggal sabar dan tawakal mengecap rasanya cengkraman kekuasaan pemilik perusahaan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!