Mohon tunggu...
Solihin Agyl
Solihin Agyl Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Peneliti Bahasa

Seorang Wordsmith, Reader, Interpreter, Teacher/Trainer, Explorer, dan Researcher di L-Pro Jember, Pembicara Seminar, dan Workshop Nasional-Internasional. Sering diminta melatih Academic Writing, Public Speaking, English Camp, TOEFL/IELTS Instructor, Teaching-Learning, dan PTK. HP. 081-336-4045-18 email : solihinagylemailpenting@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Pemesan Pizza

28 Oktober 2024   19:06 Diperbarui: 28 Oktober 2024   20:55 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang wanita berdiri dengan tegang di ruang tamu sebuah apartemen bersama mantan pacarnya. Pria pemabuk itu sering mengancam wanita berambut pirang bernama Kristen itu. Kali ini, Kristen merasa sangat terancam. Pria gila itu bisa kapan saja membunuhnya.

Potongan cerita di atas memang hanya kisah fiktif dari sebuah film Hollywood. Tapi sebenarnya, kisah ini adalah hasil adaptasi dari sebuah kisah nyata. Dan, aku suka sekali dengan jalan ceritanya terutama dengan kecerdasan Kristen di tengah ancaman Andrew mantan pacarnya itu yang menyatroninya di apartemennya sendiri.

Aku juga menyukai kecerdasan Grace petugas operator telpon (dispatcher) dari nomor telepon jalur emergency 911 yang dihubungi Kristen dengan berpura-pura memesan pizza. Grace merespon kecerdasan Kristen dengan kecerdasan pula melalui interaksi yang mencengangkan, dan itulah menariknya kisah yang diambil dari potongan film itu.

Dialog dimulai dengan pertanyaan dari Grace: "911 what's your emergency?" Dan, Kristen langsung merespon pertanyaan itu dengan memesan pizza. Awalnya, Grace operator wanita berkulit hitam itu ragu dan menanggapi: "Pizza?, I think you have dialed the wrong number, Ma'am."---Pizza?, Saya kira menelpon nomer yang salah---yang langsung direspon oleh Kristen: "I don't think so." Jawaban dalam bentuk kalimat negatif ini menurutku adalah respon yang cerdas. Mengapa demikian? Karena, bila Kristen hanya menjawab "No", hal itu sangat mungkin akan memancing reaksi Andrew: dalam konteks apa seorang customer menolak / menampik sesuatu dari restoran pizza?

Kristen melanjutkan sandiwaranya dengan menanyakan menu khusus di restoran pizza itu, sekaligus mengkonfirmasi alamat rumah dengan memberi kesan (pada Andrew) bahwa ia terbiasa memesan pizza di situ. Andrew semakin marah-marah dan meronta karena kelaparan. Tampaknya, sejak awal, rasa lapar Andrew itulah yang mendorong Kristen untuk menghubungi 911 tapi memesan pizza.

Dengan konfirmasi alamat itu, Grace langsung mencatat alamat yang dimaksud sambil menanyakan apakah Kristen sedang dalam bahaya: "Ma'am, are you in danger? Is someone making you feel like you can't speak freely?"---Apakah Anda sedang dalam bahaya? Atau ada orang lain yang membuat Anda tak bebas berbicara?---yang langsung di respon oleh Kristen dengan: "That's right." Sekali lagi, respon dengan kalimat pendek ini cerdas sekali, karena bila dia menjawab pendek dengan "Yes" sangat mungkin malah memancing reaksi Andrew.

  Kemudian, Grace menanyakan "How many people in the apartment?"---ada berapa orang di apartemen Anda?---Kristen meresponnya dengan pertanyaan pula, seakan meminta pendapat: "Would a Medium Pepperoni be big enough for two people?"---Apakah pizza dengan peperoni berukuran medium cukup bagi 2 orang?

Itu adalah pertanyaan sekaligus jawaban cerdas. Kristen tak perlu langsung menyebut berapa jumlah orang di apartemennya, karena jawaban itu bisa membuat Andrew malah curiga. Tapi, ia memberi kesan meminta pendapat bahwa pizza dengan ukuran tertentu cukup untuk 2 orang---di momen ini Kristen bisa dengan mudah menyebut jumlah orang yang ada di apartemennya untuk memberi info pada Grace berapa orang yang membuatnya terancam.

Dan, respon Andrew (memaksa Kristen untuk memesan pizza yang lebih besar) terhadap pertanyaan Kristen pada Grace, meyakinkan penonton bahwa Andrew sama sekali tak menyadari bahwa Kristen telah menelpon 911---nomer emergency; sesuatu yang genting dan bahaya sedang terjadi. Sampai di momen ini penonton merasa lega.

Kemudian, Grace mulai masuk ke "permainan" Kristen dengan meminta persetujuannya untuk menyebut senjata dengan "extra pepperoni" (bila dia diancam dengan senjata) dan langsung direspon oleh Kristen dengan "Extra Pepperoni would be great" Ini komunikasi yang cerdas. Kedua wanita itu sudah saling paham akan situasinya.

Dan, ketika Grace menanyakan apakah orang yang mengancam Kristen adalah orang yang dikenalnya, dengan pertanyaan: Spouse? Ex-spouse?---pasangan? Mantan pasangan?---Kristen menjawab: "The second one."---yang kedua (mantan pacar). Dengan respon ini sebisa mungkin Kristen ingin menyamarkan semua jawabannya. Kemudian, Grace mulai mendiktekan ide pada Kristen bahwa bila keadaan aman bagi polisi untuk masuk, Kristen bisa mewakilinya dengan kata "pepper" yang langsung direspon oleh Kristen dengan: "Definitely no peppers"---sama sekali tak suka pepper---berarti  tidak aman (Kristen berada di posisi tidak aman).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun