Mohon tunggu...
Rully Efendi
Rully Efendi Mohon Tunggu... profesional -

Jurnalis Muda

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Swasembada Gula Bukan Mimpi

1 Agustus 2016   22:37 Diperbarui: 1 Agustus 2016   22:52 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Seperti yang dirasakan General Manager (GM) PG Semboro Ir. Imam Cipto Suyitno. MM, yang dirilis di portal resmi ptpn11.co.id (17 juni 2016), mengaku optimis angka produksi gulanya bakal meningkat antara 10 hingga 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Target 70 hingga 75 ton gula diyakini mampu diraih PG pimpinannya tersebut. Apalagi, peningkatan kapasitas yang sebelumnya 6500 kini menjadi 7000 tcd.  Semua diyakini tercapai tak lain karena revitalisasi.

Selain menjawab persoalan kuantitas produksi gula, PG Semboro juga berhasil bangkit dengan tampilan produk gula premium terbaiknya. Salah satu produk gula terbaiknya itu, mampu meningkatkan nilai jual gula petani. Sehingga, harapan tentang kesejahteraan pun bisa diimpikan petani, karena dijamin harga jual gula yang pantas.

Tebu Tak Hanya Jadi Gula dan Tetes

Menengok negara lain seperti Brazil, di mana di negara tersebut tebu tidak hanya diolah menjadi gula atau sisanya terproduksi menjadi tetes. Melainkan juga dimanfaatkan menjadi etanol. Bahan kimia tersebut bisa menjadi energi alternatif karena sifatnya bisa seperti BBM.

Pengembangan energi alternatif ini bisa tampil menjadi peluang pasar yang sangat menjanjikan. Sebab ketika nanti BBM yang mengandalkan energi fosil mulai berkurang, maka barang tentu harganya pun bakal melonjak naik tak terjangkau. Sementara etanol, sifatnya bisa terbarukan.

Bukan mimpin lagi, jika serius menggarap energi terbarukan tersebut, negara kita bisa menjadi penentu harga energi dunia. Apalagi didukung dengan potensi tebu yang sangat tinggi.

Seperti dilangsir dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, menyebut bahwa luas lahan tebu di Indonesia mencapai sekitar 470 ribu hektare. Kalkulasi di atas kertas dengan asumsi rata-rata per hektare menghasilkan tebu sebanyak 80 ton, maka produksi tebu per tahun mampu mencapai 37,6 juta ton. Angka tersebut bakal terus meningkat, jika peluang ekonomisnya semakin terang.

Tentu, konsistensi tentang sebuah potensi keuntungan bertani tebu, patut dipertahankan bahkan terus dikembangkan. Sebab, kabar baik ini akan mendorong masyarakat lainnya tertarik bertani tebu. Sementara petani tebu tulen, bakal tersenyum bangga karena selama ini pilihannya tepat. Kemudian tidak salah, mimpi besar tentang swasembada gula bisa terwujud dengan rapi.

Oleh : Muhammad Rully Efendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun