Ruangan kerja itu didesain berwarna ungu. Semua, termasuk walpaper dindingnya. Bahkan, kursi kerja yang berwarna hitampun, diberi kesan warna ungu. Warna pilihanku, yang menginspirasi dan menyemangati Aku berkerja.Â
Aku duduk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Seminggu terakhir ini, Aku fokus pada Pendampingan Individu Program Guru Penggerak dan Lokakarya. Setelah itu, dilanjutkan dengan Rapat Koordinasi dan Evaluasi. Praktis, pekerjaanku di sekolah tertunda. Saat bekerja, ponselku berdering.Â
"Assalaamu alaikum."
"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakaatuh."
"Bapak sibuk?"
"Biasa, Pak! Sedang mengerjakan tugas-tugas administrasi sekolah."
"Bisakah saya mengganggu, Bapak? Saya berniat datang ke sekolah yang Bapak pimpin. Kita berbincang sekadar lima menit, saja."
"Oh, bisa Pak. Ditunggu, ya..."
Jelas itu suara Pak Eko. Tanpa meyebut nama, Aku kenal jelas suaranya yang khas. Lengkapnya Eko Khoerul Nurnamawi. Kepala SMPN 3 Satap Tilamuta. Figur bertubuh kecil namun energik dan cekatan. Tatapan matanya tajam, setajam mata pisau pemotong helai-helai rambut yang jatuh sebahu.
Kami duduk santai di kursi tamu. Diah, tenaga administrasi di sekolahku menyuguhkan minuman air mineral.
"Silahkan," dengan tangan terbuka, menyilakan tamu.