Mohon tunggu...
Sofyan Utiarahman
Sofyan Utiarahman Mohon Tunggu... Guru - Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Sofyan Utiarahman. Pecinta aksara. Peselancar Media. Menulis dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Meneladani Pribadi Agung Rasulullah SAW

15 April 2022   23:05 Diperbarui: 15 April 2022   23:06 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasulullah saw. memiliki kepribadian yang agung yang patut diteladani. Dalam konsep umum, ada empat sifat Rasulullah, yaitu, sidiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Selian sifat-sifat tersebut, dalam keseharian Beliau, terdapat sikap mulia yang patut kita ketahui dan kita ejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa sifat mulia Rasulullah saw yang wajib kita teladani adalah:

  1. Tidak dendam. Pada waktu Beliau hijrah ke Thaif untuk mendakwahkan agama Islam, Beliau disambut dengan lemparan batu. Bahkan tubuh Beliau terluka. Tidak ada sedikitpun rasa dendam. Bahkan ketika Malaikat Jibril -atas perintah Rabbnya- menawarkan bantuan untuk menghancurkan kaum Thaif, Rasulullah menjawab jangan, sapa tau anak cucu mereka yang akan melaksanakan Islam. Sebuah sifat yang sebenarnya Beliau tinggal menjawab "ya" atas tawaran tersebut, namun Beliau tidak lakukan. Dendam adalah penyakit hati. Apabila dendan dipelihara akan merusak jiwa dan menimbulkan penyakit fisik. Maka tinggalkanlah rasa dendam dengan cara memaafkan orang lain. Apa manfaat dendam? Tidak ada. Dendam atau tidak dendam, orang lain tetap hidup, kita juga tetap hidup. Sama-sama menjalani aktivitas hidup. Maka tinggalkanlah perasaan dendam.
  2. Tidak pernah mencela makanan. Beliau tidak pernah mencela makanan. Apabila ada makanan yang Beliau tidak sukai, maka Beliau meninggalkannya. Kadang, kita menemukan makanan yang tidak kita sukai. Atau tidak sesuai dengan selera kita. Janganlah mencela, tetapi diamlah dan tinggalkanlah makanan tersebut. Yakinilah, ada orang lain yang menyukainya. Karena persoalan selera, berbeda setiap orang.
  3. Mengganjal perut Beliau dengan batu karena lapar. Subhanallah. Kadang kita merasa lapar. Tidak ada makanan tersedia di meja makan. Maka bersabarlah atas keadaan tersebut. Lakukan upaya, agar kita bisa memperoleh rezeki. Tentu upaya yang halal. Sambil menguatkan ikat pinggang kita dengan stagen (sehelai kain berukuran panjang).
  4. Menyayangi orang miskin. Allah menakdirkan kehidupan manusia sesuai kadar dan ketetapan-Nya. Ada yang berkecukupan. Ada pula yang tidak berkecukupan. Mereka ada di sekeliling kita. Ada di sekitar kita. Tumbuhkan dan hidupkan hati untuk melihat mereka. Pandangilah dengan hati yang bercahaya, jangan pandangi dengan mata telanjang. Kita akan menemukan rasa, apabila kita memandangi mereka dengan nur qolbu, dan akan tergerak hati kita menyayangi dan membantu kaum miskin.
  5. Menambal pakaian. Sang Pemimpin Dunia, menambal pakaiannya sendiri. Dengan tangan Beliau sendiri. Kita tidak perlu merasa malu, menjahit bagian yang sobek pada pakaian kita. Caranya mudah. Beli benang, jarum tangan, lalu kerjakan. Selesai. Kemudian pakaillaah pakain tersebut dengan rasa syukur kepada Allah swt.
  6. Tidak silau kepada dunia. Kehidupan dunia identik dengan gemerlapnya harta, tahta, dan wanita. Ketika paman Beliau menawarkan dunia agar berhenti dari dakwah yang Beliau emban, tidak mempengaruhi komitmen untuk menyebarluaskan agama Islam. Kita hendaknya bersikap kanaah. Merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah swt kepada kita. Tugas kita di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang membawa kemaslahatan ummat. Apabila ada tawaran dunia dengan maksud kita berbuat yang tidak dianjurkan dan melanggar ketentuan Allah, maka tinggalkanlah tawaran tersebut, dan kita tetap konsisten dengan perjuangan kita.

Pembaca yang budiman!

Masih banyak teladan yang patut kita ikuti dari sosok agung Rasulullah saw. Saya mengajak kepada kita sekalian, untuk meneladani akhlak Beliau. Semoga kita selamat di dunia dan di akhirat. Aamiin

Saya mengajak kepada sidang pembaca yang budiman, mari kita bersalawat kepada Beliau. "Allaahummaa shali 'ala Muhammad, wa 'ala 'aali Muhammad."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun