Mohon tunggu...
Sofyan Utiarahman
Sofyan Utiarahman Mohon Tunggu... Guru - Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Sofyan Utiarahman. Pecinta aksara. Peselancar Media. Menulis dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Bijaksana Menyikapi Perbedaan Awal Puasa

3 April 2022   21:22 Diperbarui: 3 April 2022   21:26 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Jumat, 1 April 2022, seiring dengan terbenamnya matahari di ufuk barat, sebagian kaum muslimin sedang mempersiapkan sholat tarawih. Tentu, dilaksanakan pada waktunya, setelah sholat Isya. Artinya, hari Sabtu 2 April tahun 2022 sudah ada yang melaksanakan ibadah puasa. Menurut informasi media, terdapat 44 negara-negara Islam yang memulai puasanya pada tanggal 2 April 2022, termasuk di sejumlah negara muslim minoritas di beberapa negara bagian Australia dan USA. Mengutip live update Hindustan Times yang dirilis liputan 6.com (https://www.liputan6.com/ramadan/read/4927994/daftar-45-negara-mulai-puasa-ramadhan-sabtu-2-april-2022-arab-saudi-hingga-inggris).

Kaum muslim lainnya ada yang memulai puasa hari Ahad, 3 April 2022, termasuk ketetapan pemerintah Indonesia melalui sidang Isbat kementerian agama. Perbedaan tersebut bukan untuk dipertentangkan atau diperdebatkan. Tetapi mari kita jadikan rahmat dan peluang untuk saling toleran intern umat beragama.

Ya, yang diperlukan sekarang adalah toleransi. Sekali lagi toleransi, rendah hati, dan bijaksana. Tidak berdebat dan mempertentangkannya. Bukan pula untuk mencari kebenaran. Karena sesungguhnya kebenaran datangnya dari Tuhan Allah swt. Karena kebenaran datang dari-Nya, maka kebenaran mutlak milik Allah swt.

Lupakan perbedaan itu. Dan mari kita menjalani ibadah bulan Ramadan ini dengan penuh hikmah, ihlas, nyaman, dan damai:

  1. Sambutlah bulan puasa dengan ihlas dan gembira. Bukan persoalan hari Sabtu atau hari Ahad. Tetapi, marilah kita sambut bulan Ramadan ini dengan ihlas dan penuh kegembiraan. Bersyukur, pemerintah telah "mengeluarkan" regulasi kepada kaum muslimin untuk melaksanakan ibadah sholat tarawih di Masjid.
  2. Hindari mengeluarkan "vonis keagamaan". Siapapun kita dan dalam status sosial apapun, jang mengeluarkan vonis atau statement keagamaan, "benar-salah", "ikut kami atau tidak". Para ulama tingkat tinggi itu, memiliki ilmu dan himah. Ilmu dan hikmah tersebut menjadi dasar bagi dirinya untuk menyampaikan kalimat-kalimat hikmah dan baik dalam menyeru kebajikan.
  3. Berlomba menjadikan diri semakin bertaqwa. Jangan melihat, kapan start-nya. Tetapi mari kita bersama-sama menjadikan puasa kita pada tahun 1443 Hijriyah ini sebagai momentum meningkatkan ketaqwaan kita. Melaksanakan amaliah baik yang wajib maupun yang Sunnah. Mulai dari tidur sampai tidur kembali, kita jadikan semuanya bernilai ibadah. 24 jam sehari semalam, dijadikan sebagai waktu bernilai ibadah kepada Allah swt.
  4. Luruskan niat. Segala sesuatu yang baik selalu berawal dari niat. Niat tempatnya di dalam hati. Hati adalah lentera hidup. Penimbang segala tindak kita. Bahkan ada di dalam hati relung terdalam bernama nurani. Nurani tidak bisa dibohongi. Nurani selalu jujur sepanjang masa didup manusia. Maka luruskan niat dalam menjalani ibadah puasa ini. Niat, berpuasa hanya karena Allah swt. Bukan karena manusia, atau lainnya. Mutlak, karena Allah swt.
  5. Tingkatkan ukhuwah/persaudaraan. Setiap orang mukmin adalah bersaudara, maka damaikanlah saudara di antara kamu. Hati yang damai adalah sarat menjalin harmonisasi sesama saudara. Siapapun kita, dimanapun kita tinggal, kita semua adalah bersaudara. Maka jangan pernah menghakimi sesama saudara. Apalagi hanya perbedaan ijtihad awal Ramadan 1443 Hijriyah. Tumbuhkan semangat persaudaraan di kalangan umat muslim di seluruh dunia. Dan saling mendoakan.Semoga tulisan ini bermanfaat untuk saling mencintai, menghormati dalam perbedaan, dan menumbuhkan semangat cinta tanah air dalam keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun