Sedikit Cerita Semoga Menginspirasi Anda. Pengalaman Persoalan Nama Hanya Satu Suku Kata.
Kerap kali disetiap moment perkenalan dengan orang baru yang saya jumpai pasti menanyakan siapa namu, itu saja? Sofyan siapa? Lengkap nya siapa?
Sebenarnya pingin saya jawab bin bin saya sampai di Embah Buyut saya..hehe
Bapak Bangsa kita, Soekarno, nama beliau juga hanya terdiri dari satu kata. Masalahnya nama-nama Jawa sangat khas, misalnya Supardi atau Maryati, sehingga mudah dikenali. Namaku sebaliknya, tidak cukup panjang untuk meninggalkan kesan pada orang yang baru dikenal sekaligus tidak cukup unik untuk terdengar eksotis.
Apalah arti sebuah nama, meminjam kata-kata pujangga Inggris klasik William Shakespeare? Maaf Shakespeare, ternyata artinya sangat mendalam.
Dulu Presiden Suharto juga mewajibkan WNI keturunan Cina mengikuti program asimilasi yang berbekal pada keputusan Presiden no. 240 tahun 1967. Singkatnya orang-orang Cina di Tanah Air akhirnya berbondong-bondong mendaftarkan nama belakang Indonesia untuk menunjukkan loyalitas pada negeri ini. "Lim" menjadi "Halim", "Tan" menjadi "Sutanto", "Wong" menjadi 'Wongsodirejo', dan masih banyak lagi.
Ditambah hal tersebut juga sekarang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 73 Tahun 2022 tentang Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan. Catat ya, bahwa pertama nama minimal adalah 2 suku kata, tidak sulit dibaca, jumlah huruf tidak boleh melebihi 60, tidak bermakna negatif dan tidak multi tafsir.
Nama adalah anugerah pemberian dari orangtua, bukti kesayangan orangtua terhadap anaknya, nama boleh singkat tetapi kaya makna dan do'a didalam nya.
Ya gimana ya.. begini lah kalau punya nama singkat banget dengan satu suku kata. Ketika membuat paspor pada imigrasi atau di tiket pesawat nama nya diulang alis menjadi dua. Misal Sofyan, jadinya Tuan Sofyan Sofyan.
Sebenarnya banyak tersedia nama belakang dari apa yang saya ketahui, dari keluarga, dan lainnya. Tetapi saya terus menerus mencari itu yang pada intinya semua akan selesai apabila aku bisa menerima diriku sendiri. Terimakasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H