Mohon tunggu...
M SofyanHadi
M SofyanHadi Mohon Tunggu... Jurnalis - www.eranasional.com

make it simple 😉

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suhu Andy, Nenek Iban Group Berikan yang Terbaik pada Cap Go Meh 2020

1 Januari 2020   14:35 Diperbarui: 1 Januari 2020   14:42 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sana, mereka dibawa menuju panggung kehormatan Cap Go Meh dengan kondisi sudah ditusuk benda tajam. Selama orang tersebut menjadi tatung harus tetap didampingi mediatornya. Fungsinya untuk berkomunikasi dengan roh yang merasukinya.

"Ada atau tidak ada, ikut atau tidak ikut festival, orang yang punya keahlian tatung pasti terisi pada tanggalan Cap Go Meh. Sebagian besar turunan," ujarnya.

Dewa yang ada di dalam tatung bisa keluar masuk kapanpun ia mau saat perayaan tersebut. Biasanya, seorang tatung sudah mengetahui jika dewanya ingin keluar jadi harus turun dari tandu berkursi pedang yang ia duduki.

"Suhu Andy Mulyono menambahkan, Untuk perayaan Cap Go meh tahun 2020, Nenek Iban Group yang dipimpin oleh saya sendiri, CAP GO MEH 2020 jatuh pada hari sabtu, tggl 8 februari 2020, Imlek (15 - 1 - 2571) di kota singkawang kalimantan barat. Nenek iban group sendiri telah mempersiapkan tandu sebanyak 25 tandu dengan 20 tandu parang tajam dan 5 tandu jarum untuk di tampilkan di hari perayaan Cap Go Meh, dan di isi oleh 35 Suhu ( tatung ) , dalam perayaan Cap Go Meh kali ini, kami akan mempersembahkan penampilan terbaik dari tahun lalu, Nenek Iban Group dari tahun ke tahun semakin  bertambah jumlah dan solid disetiap anggotanya. 'Pungkasnya."

Proses tahapan tersebut terus berulang dari tahun ke tahun dan generasi ke generasi. Tatung memang merupakan kebudayaan Tionghoa, tetapi kini sudah menjadi kearifan lokal beberapa etnis masyarakat di Singkawang dan beberapa kota lainnya. Tak lupa, tatung juga jadi aset kekayaan budaya Indonesia.

(Sofyan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun