Mohon tunggu...
sofyan alkarim
sofyan alkarim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Multikultural: Responsif Multikulturalisme dalam Dunia Pendidikan

22 Desember 2023   09:46 Diperbarui: 22 Desember 2023   10:06 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan atau yang dalam bahasa Arab di sebut "Tarbiyah" adalah salah satu asupan bagi generasi penerus untuk mendapatkan pengetahuan melalui berbagai macam edukasi. 

Ternyata hal positif yang berusaha dilakukan tidak selamanya mendapatkan umpan positif atau Good Response dari tiap-tiap objek yang dituju. Mesti ada saja tantangan hambatan bahkan kecaman yang akan di lalui dalam setiap penerapannya. 

Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman sehingga tak jarang langsung men-judge dengan respon negatif seperti halnya dalam penerapan Pendidikan yang basically Multikultural. 

Berbagai tantangan yang akan hadir dan hal tersebut jika sudah berjalan nantinya salah satu di antaranya merupakan tuntutan utama yang dihadapi adalah bahwa proses penyebaran dan sosialisasi kebijakan pendidikan multikultural dalam kurikulum nasional tersebut perlu melibatkan semua stakeholder yang relevan di tingkat makro dan mikro dalam sistem pendidikan secara menyeluruh. 

Karena tantangan yang dihadapi juga berkaitan dengan kurang cukupnya pemahaman, variasi yang besar dalam interpretasi arti dan penolakan karena vested interest dari berbagai stekeholder, lebih-lebih pada era otonomi saat ini. 

Seperti yang banyak di temukan bahwa tantangan-tantangan yang disebabkan oleh tenaga pengajar yang kurang siap dan kurang memahami multikultural menjadi kendala utama. Selain itu materi, sumber daya, perlu bebas dari bias, seperti bias kelas sosial, gender, suku, agama, dan urban. Dengan demikian para pengarang sumber, materi, perlu menggunakan perspektif multikultural.. 

Guru merupakan faktor penting dalam mengimplementasi-kan nilai-nilai keberagaman yang inklusif dan moderat (seperti yang disyaratkan pendidikan multikultural) di sekolah. Guru mempunyai posisi penting dalam pendidikan ini. Memiliki keberagaman yang inklusif dan moderat, maksudnya guru memiliki pemehaman keberagaman yang humanis, dialogis-persuasif, kontekstual, substantif, dan aktif sosial. Pemahaman keberagaman ekspresi budaya yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan dan keindahan. 

Pemahaman yang humanis adalah mengakui pentingnya nilai-nilai kemanusiaaan, dapat diimplementasikan dengan adanya kepedulian sosial, menghormati hak asasi orang lain, membangun perdamaian dan kedamaian umat manusia. Apabila guru mempunyai paradigma pemahaman keberagaman yang inklusif dan moderat, dia juga akan mampu untuk mengajarkan dan mengimplementasikan nilai-nilai keberagaman tersebut terhadap siswa disekolah.

Guru harus mampu bersikap demokrasi, artinya segala tingkah lakunya, baik sikap maupun perkataan, tidak diskriminatif (bersikap tidak adil dan menyinggung) siswa-siswa yang berbeda dengannya ( mungkin agama, ras, status sosial ekonomi, dan lain-lain). Guru mampu memiliki kepedulian tertentu terhadap suatu kejadian (bersikap empati) walaupun itu terjadi pada orang-orang yang berbeda ras, agama, status sosial, dan sebagainya. Guru pun harus menerapkan prinsip-prinsip keadilan tanpa memandang latar belakang budaya siswa. Siapapun dia, dari manapun asalnya, diperlukan sama sebagai siswa yang memilki harkat martabat sebagai manusia.

Sofyan Abd. Karim

Mahasiswa PAI IAI Al-Qodiri Jember

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun