Mohon tunggu...
Sofyan Hadi
Sofyan Hadi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka berpikir, menulis, berdiskusi dan membaur.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengajaran yang Buruk Biang Kegagalan Pendidikan

23 November 2022   09:55 Diperbarui: 23 November 2022   10:02 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semua paham, rangking kualitas pendidikan di Indonesia termasuk yang paling rendah bahkan di antara negara-negara berkembang baik dilihat dari segi prosesnya maupun output yang dihasilkan oleh sistem itu. Penyebab utama buruknya kualitas pendidikan ini terletak pada kualitas pengajaran yang memprihatinkan.

 Pengajaran yang tidak menguji kompetensi siswa, manajemen kelas yang berantakan hingga kelas kosong sangat mudah ditemukan di mana-mana. Kreativitas dalam hampir tidak ada dan sumber utamanya adalah seorang guru yang buruk. Guru seperti ini mengajar tanpa membangkitkan pemikiran dan imajinasi murid.

Kegagalan seorang guru dimulai dari persiapan yang buruk. Pelajaran tidak dipersiapkan dengan baik. Target pembelajaran tidak jelas dan nilai yang dihasilkan adlaah nilai bias. Guru masuk ke dalam kelas dengan kesiapan seadanya lalu (misalnya) memberi tugas mendadak, memutar video atau mengandalkan buku teks. Di Indonesia situasi ini bukan hanya fenomena di kota-kota besar melainkan merata di seluruh daerah.


Berikutnya di dalam kelas guru yang buruk tidak mengaitkan relevansi pelajaran dengan konteks siswa. Materi yang diajarkan nampak sangat mengagumkan, canggih, mewah tetapi tidak berhubungan dengan dunia nyata siswa. Guru yang buruk seperti sales suku cadang pesawat terbang di hadapan orang-orang yang kelaparan.


Terakhir, guru yang buruk tidak memiliki empati terhadap siswanya. Ini bukan tentang empati emosional. Guru yang berempati bisa menempatkan diri di posisi siswa dalam hal apa yang diinginkan, disukai atau dipikirkan. Sering terjadi adalah guru tidak peduli kecuali terhadap keinginan, pikiran dan pandangan dirinya sendiri. Bahwa murid-murid harus datang kepadanya - ini benar - tetapi kegagalan menyambut kebutuhan belajar mereka menjadi kesalahan fatal.

Masih banyak ciri seorang guru yang buruk dalam mempraktikkan pengajaran buruk. Bahayanya bagi siswa sangat jelas yaitu timbulnya lingkungan belajar toksok. Budaya belajar toksik ini hanya bisa menyalahkan siswa atas prestasi jelek, tidak punya target yang jelas dan berakhir dengan penilaian yang tidak mencerminkan kelebihan dan kekurangan siswa. Yang paling dirugikan siapa? Tentu saja siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun