Menebar kebaikan di manapun berada menjadi tujuan utama dalam kehidupan yang dijalani ini. Tanpa kebaikan, hati dan jiwa terasa kering kerontang. Kebaikan ini seperti air yang menyirami tumbuhan menjadi subur dan berbuah lebat. Begitu pula hati dan jiwa butuh kesuburan dengan pupuk kebaikan.
Kebaikan yang dikerjakan juga akan membawa kebaikan kepada diri sendiri. Bahkan pahalanya mengalir terus sampai akhirat kelak tidak hanya dipetik di dunia saja. Sekecil apapun berbuat baik akan memperoleh balasannya juga bahkan dibalas Allah berlipat ganda kebaikan.
Berbuat baik ini bisa diawali dengan berbuat baik kepada diri sendiri seperti merawat badan agar tetap sehat. Tidak meminum minuman keras yang membuat organ tubuh rusak, olahraga dan menjaga kesehatan serta makan makanan yang bergizi. Begitu pula dalam berpikir harus berpikir positif terhadap hal-hal yang dihadapi maupun yang sedang menimpanya.
Begitu pula berbuat baik dalam tindakan bisa dilakukan dengan menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan selama diri ini mampu membantunya. Kalau tidak bisa membantu bilang saja maaf tidak mampu membantu. Kalau kita tidak mampu membantu tapi dipaksakan membantu itu nanti membuat hati ini tidak ikhlas dalam membantu ada keterpaksaan hati yang akhirnya tidak memperoleh pahala.
Keinginan dan niat berbuat kebaikan selalu ada akan tetapi terhalang oleh bisikan setan yang membisikan ketakutan-ketakutan yang akan diperoleh jika berbuat kebaikan. Ketika akan melangkah sepertinya hati terasa begitu berat menjalaninya. Inilah tantangan yang cukup berat dalam menghadapi gejolak hati berbuat kebaikan untuk diri sendiri maupun orang lain. Maka dari itu niat harus kuat dan bertekad bulat melakukan kebaikan kepada siapapun dan di manapun berada. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H