Mentoring pengembangan konten belajar berbasis video penting dilakukan mengingat beberapa alasan di atas. Sehingga para guru dan sekolah tidak boleh ketinggalan dari pesatnya kemajuan teknologi dan informasi. Oleh karena itu, maka belajar bersama antara guru dan siswa sebagai Generasi Z dan Generasi Alpha merupakan suatu keharusan. Mendesak dilakukan mengingat beberapa program nasional bidang pendidikan, seperti Program Merdeka Belajar yang salah satunya adalah Implementasi Kurikulum Merdeka menghendaki perubahan, adaptasi, dan kolaborasi dari semua stakeholder pendidikan dan pembelajaran secara maksimal. Dengan demikian upaya yang dilakukan Prodi MTP UNJA merupakan salah satu bentuk kolaborasi, kepedulian, dan empati kampus terhadap lingkungan belajar yang membutuhkan pendampingan dan mentoring.
Dalam mengimplementasikan mentoring pengembangan konten pembelajaran berbasis video ini, Tim Pengabdian menggunakan Model IMSAK sebagai panduan proyek produksi video yang dilakukan. Model IMSAK merupakan model pengembangan pembelajaran berbasis video yang dikembangkan sejak tahun 2009 oleh Sofyan. Model IMSAK memiliki 5 langkah pokok atau sintagmatik yang harus dilakukan oleh pengembang. Lima langkah tersebut, adalah: 1) Identifikasi. Langkah ini dilakukan guru atau pengembang untuk mengidentifikasi topik yang akan dikembangkan dalam video. Selain itu pengembang harus mengidentifikasi lingkungan belajar, sumber daya pendukung, peralatan, pembiayaan, dan hal lain yang terkait produksi video pembelajaran.Â
2)Merancang. Merupakan aktivitas yang dilakukan pengembang untuk menuangkan hasil identifikasi ke dalam bentuk draft awal berupa naskah produksi, flowchart, storyboard, dan skema pembagian tugas bagi crew yang terlibbat.
3) Simulasikan. Merupakan aktivitas menerjemahkan hasil rancangan berupa naskah produksi dalam bentuk draft awal ke dalam tindakan produksi, seperti: hunting dan setting lokasi pengambilan gambar, membaca naskah, pegadegan, pengambilan gambar, pengambilan suara, dan editing.
4) Asesmen. Merupakan langkah bersama yang harus dilakukan oleh pengembang bersama tim dalam rangka mereview hasil simulasi yang dilakukan dalam bentuk produk video. Poin-poin penting yang perlu dilakukan dalam tahap asesmen adalah menguji atau mengevalusi apakah konten pembelajaran di dalam video: 1) sudah benar atau valid sesuai dengan sumbernya; 2) tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama dan Ras); 3) unsur kegrafisan sudah memenuhi standar seperti teks, audio, visual, dan komposisi gambar; dan 4) unsur kosmetik sudah memenuhi standar atau norma edukasi seperti mike up dan busana. Jika hasil asesmen masih ditemukan unsur-unsur yang belum memenuhi kriteria di atas, maka video perlu dilakukan revisi, bakhakn pengambilan gambar ulang.
5) Komunikasikan. Merupakan Langkah terakhir dari model, yaitu fase di mana hasil simulasi dan asesmen menyatakan sudah memenuhi kiteria dan standar produksi, maka video konten pembelajaran sudah dapat dipublis atau dikomunikasikan. Ada berbagai cara untuk mengomunikasikan video produk pengembangan. Pertama, video dikomunikasikan dalam proses pembelajaran di kelas secara regular, atau oleh guru di forum pertemuan professional kelompok guru atau kepala sekolah. Kedua, video dikomunikasikan atau dipublis melalu platform media sosial yang tersedia.
Penerapan Model IMSAK dalam pengembangan konten pembelajaran berbasis video, meryupakan salah satu upaya kampus untuk memfasilitasi sekolah mitra dalam mewujudkan program Merdeka Belajar. Salah satu tujuan dalam program Merdeka belajar tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila senndiri memiliki 6 pilar yang harus terwujud dalam aktivitas pembelajaran, yaitu: 1) terciptanya Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; 2) mandiri; 3) bernalar kritis; 4) kreatif; 5) bergotong royong; dan berkebinekaan global.
Dengan demikian, harapannya setelah dilakukan aktivitas mentoring dan pendampingan pengembangan konten pembelajaran berbasis video dengan Model IMSAK ini, para guru di SMP Nasional Sariputra memiliki wawasan dan kompetensi dalam memproduksi video konten belajar secara mandiri. Lebih luas lagi, dampak dari kegiatan ini mampu memberikan inspirasi bagi para guru untuk secara sendiri-sendiri atau berkolaborasi mengembangkan video konten belajar dalam mewujudkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif menuju Pendidikan Indonesia Berkualitas, serta mewujudkan Program Merdeka Belajar.*)
TIM Pengabdian Masyarakat Prodi MTP UNJA:
- Dr. Sofyan, M.Pd. (Ketua)
- Dr. Drs. Suratno, M.Pd. (Anggota)
- Akhmad Habibi, M.Pd., Ph.D. (Anggota)
- Dr. Indryani,S.Pd., M.Pd.I.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H