Selain itu moderasi beragama jua akan mengedepankan keterbukaan terhadap perbedaan dan asas persaudaraan  bukan hanya keagamaan dan kenegaraan.Sehingga dalam titik inilah keduanya akan bertemu dan mencapai titik tengah dimana moderasi itu berada.
Moderasi beragama bukan berarti tidak mempunyai pegangan kebenaran dengan mencampuradukkan kebenaran  dan menyatu atau menghilangkan jati diri masing-masing grup.Â
Tetapi lebih kepada keterbukaan bahwa diluaran sana terdapat pendapat, paham dan keyakinan yang tidak selaras dan mempunyai hak yg sama buat dihormati,dihargai dan diakuI pada bingkai kebersamaan.Â
Oleh karenanya kita wajib  permanen menjadi moderat buat menjaga dan menghargai hal tersebut, sehingga tidak akan tercipta pertarungan antar kelompok.
Moderasi adalah ilmu yg dapat diterapkan di banyak sekali bidang tidak hanya mencakup bidang serta permasalahan kepercayaan . Salah satu karakteristik dari moderasi beragama yg bisa diterapkan dimasa sekarang terutama pada menghadapi masa pandemi merupakan perilaku tawazun.Â
Dimasa pandemi misalnya kini, seorang akan menjadi lebih sensitif dan emosional sehingga akan rawan terjadi tekanan terhadap kesehatan mentalnya.
Sedangkan disaat yang sama ia wajib  tetap cerdas dan bijaksana dalam berpikir dan bersikap. kebijaksanaan ini akan menuntun seseorang buat tetap bisa rasional pada menanggapi suatu kondisi atau kebijakan.Â
Dengan mengesampingkan rasionalitas akan menciptakan seseorang sebagai lebih emosional dalam merogoh keputusan sehingga akan membuat orang lain atau rakyat gundah, dan juga bisa munurunkan imun.
Apabila seorang menerapkan sikap tawazun dalam menjalani kehidupannya selam masa pandemi,ia tidak akan mudah menyerah menggunakan keadaan.Â
Sebab salah  satu poin berdasarkan sifat tawazun merupakan mengakui kekuasaan ilahi yang sejalan menggunakan bisnis atau ikhtiar manusia. Sehingga seorang yang bersikap tawazun akan mengakui apabila virus corona ini memanglah takdir atau ujian yang diberikan oleh oleh penciptanya.Â
Dengan adanya pemahaman ini,seorang akan permanen melakukan interaksi vertikal menggunakan sang pencipta, misalnya dengan cara  tafakkur atau muhasabah (intropeksi) baik secara perorangan juga kelompok, berdoa, memohon pada yg Maha Kuasa agar wabah ini segera dihilangkan.Tapi disaat yang sama dia juga harus menerapkan segala protokol kesehatan misalnya menggunakan masker dan vaksinasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bentuk ikhtiarnya,agar pandemi ini bisa segera berakhir.