Assalamualaikum wr wb
Disini saya akan sedikit menjelaskan tentang filsafat idealisme dan filosofi beberapa tokoh-tokohnya.
Dimulai dari definisi filsafat idealisme, filsafat idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa kebenaran dan pengetahuan tertinggi adalah ide. Sesuai dengan namanya idealisme. Bentuk realita adalah mengiventasikan ide karena dari pandangannya yang idealis seperti pikirannya juga, yang sering disebut sebagai lawan aliran realisme.Â
Tetapi aliran ini muncul atas fast back realisme yang menganggap realita kebenaran tertinggi. Secara logika, aliran realisme dan idealisme tidak bisa di pertentangkan. Idealisme menganggap suatu yang kongkrit adalah bayang-bayang yang terletak atau terdapat pafa akal pikiran manusia. Kaum idealisme sering menyebut ide atau gagasan. Seorang realisme tidak menyetujuu pendangan yang di pandang oleh kaum idealisme tersebut. Kaum realisme menganggap bahwa itu ada, atau berwujud. Dengan kata lain sesuatu yang nyata itu bisa diinderakan atau bisa diterima oleh panca indera.Â
Dalam konteks panca indera, Dalam konteks pendidikan, kaum ini mencita-citakan pemikiran atau ide tertinggi secara kelembagaan institusional. Maka, pendidikan akan didominasi oleh jurusan filsafat, fakultas, dan pemikiran pendidikan. Metode ini, yang digunakan olrh aliran-aliran idealisme berikut adalah metode dialitik syarat dengan pemikiran yang bersifat perenungan dialog, dan lain-lain. Itulah sedikit paparan yang saya jelaskan tentang filsafat idealisme. Selanjutnya, saya akan sedikit menjelaskan filosofi tokoh-tokoh filsafat idealisme. Disini yang pertama ada tokoh bernama Plato, menurutnya kita adalah gambaran asli dan bagaimana bersifat rohani dan jiwanya terletak di antara gambaran asli dengan bayangan dunia yang hanya dapat di tangkap oleh panca indera. Dan pada dasarnya, sesuatu itu dapat dipikirkan oleh akal yang berkaitan dengan ide atau gagasan. Mengenai kebenaran yang dikenal dengan istilah ide atau gagasan Plato mengemukakakan bahwa dunia itu tetap, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas ide adalah memimpin budi manusia menjadi contoh dalam pengalaman. Siapa saja yang mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan yang pasti. Sehungga, dalam menggunakan sebagai alatnya mengukur, mengklarifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari. Itulah sedikit paparan atau pemikiran tentang filosofi salah satu tokoh dari filsafat idealisme. Selanjutnya akan menjelaskan tentang pemikiran dari tokoh yang kedua, yaitu bernama  Immanuel kant. Ia menyebut filsafat idealis transedental idelais kritis, dan paham ini mengatakan bahwa yang kita peroleh tidak dianggap sebagai pemiliknya  itu sendiri. Menurut kant, pengetahuan yang mutlak sebenarmya memang tidak akan ada bila seluruh pengetahuan datang melalui indera, akan tetapi bila pengetahuan datang dari luar melalui akal duniawi dan tidak datang dari pemgalaman, dapar disimpulkan bahwa filsafat idealisme transidental menitik beratkan pada sesuatu yang datang dari akal duniawi dan tidak bergantung pada sebuah pengalaman. Itulah sidikit paparan tentamg pemikiran salah seorang tokoh filsafat idealisme yang kedua. Selanjutnya, yang ketiga yaitu tokoh bernama Pascal, kesimpulan yang terdapat dalam pemikiran Pascal antara lain yaitu, Pengetahuan itu diperoleh dari 2 jalan, yang pertama yaitu menggunakan akal, yang kedua yaitu hati. Ketika akal dan perangkatnya tidak mencapai dalam suatu aspek atau suatu target, maka hatilah yang akan berperan untuk mencapai adpek tetsebut. Oleh karena itu, akal dan hati saling berhubungan satu sama lain. Apabila dari salah satu tidak berfungsi dengan baik, maka dalan memperoleh sesuatu pengetahuan itu juga mengalami kendala. Selanjutnya yang terdapat dalam pemikiran pascal yaitu, Manusia besar karena pikirannya, namun ada hal yang tidak dapat dijangkau menusia adalah pikiran lnya itu sendiri atau pikiran manusia itu sendiri. Menurut pascal, manusia adalah makhluk yang rumit dan kaya akan fariasi, serta mudah berubah. Untuk itu, matematika, logika, dan pikiran tidak akan mampu dipahami oleh manusia. Menurutnya, hal-hal tersebut hanya mampu dipahami yang bersifat bebas, yaitu yang bersifat tidak konsisten karena ketidak mampuan bersifat dan ipmu-ilmu lain untuk memahami manusia. Maka, satu-satunya jalan adalah memahami ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lain untuk lebih memahami tentang manusia.
Itulah sedikit penjelasan tentang filsafat idealisme yang saya paparkan, mungkin jauh dari kata sempurna. Kurang lebihnya mohon maaf,
Wassalakualaikum wr wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H