Oleh : Syamsul YakinÂ
Dosen UIN Syarif Hidayatullah JakartaÂ
Dan Sofie Alya LubabahÂ
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dai sebagai anggota komunitas online tidak dapat diabaikan. Dengan cepatnya, dia dapat menyebarkan pesan dakwah melalui berbagai platform seperti blog, media sosial, wiki, forum, dan dunia maya yang tersedia melalui layanan internet.
Di era digital ini, dai terlibat dalam perang narasi virtual, yang berbeda dengan interaksi konvensional secara langsung. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengajak masyarakat online agar taat kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, di tengah arus informasi yang bervariasi.
Untuk efektif dalam memengaruhi dan menyuarakan dakwah, dai perlu menguasai berbagai strategi multimedia. Ini mencakup kemampuan untuk mengatur emosi audiens, menjaga durasi konten agar singkat, dan menggunakan bahasa baku dalam caption gambar.
Dalam menyebarkan pesan dakwah, dai juga harus mempertimbangkan ragam mazhab dan pandangan sosial-politik dari masyarakat online. Konten yang dibagikan harus mempromosikan nilai inklusif, toleransi, dan moderat.
Dai yang berhasil dalam berdakwah online umumnya aktif di berbagai platform media sosial terkemuka dan memastikan keamanan akun mereka.
Terakhir, untuk mencapai kesuksesan dalam berdakwah di era digital, dai juga membutuhkan dukungan dari tim ahli teknologi informasi untuk mengelola sistem komputer, jaringan, aplikasi, serta menjaga keamanan dan pemeliharaan akun dengan efisien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H